Selasa, 11 September 2012

Pesta Bikini di Lagoi


Rasululloh SAW bersabda: “Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya: Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim).

Dari hadits di atas jelas bahwa tidak akan mencium bau surga orang yang suka memukul dan wanita-wanita yang mengumbar aurat atau berpakaian seksi. Bayangkan, menciumnya saja tidak bisa apalagi masuk surga. Padahal bau surga itu bisa tercium dari jarak yang sangat jauh.

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan ALLAH SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59).

Dalam berpakaian, bukan hanya memakai jilbab. Tapi juga menghindari pakaian yang tipis atau ketat yang memamerkan bentuk tubuh: Selain itu yang berlebihan seperti terlalu longgar atau pun yang mewah sehingga riya/pamer juga tidak diperkenankan.

Hadis riwayat Aisyah RA, bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasululloh SAW dengan pakaian yang tipis, lantas Rasululloh SAW berpaling darinya dan berkata:“Hai Asma, seseungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haid (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali ini,” sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan. (HR. Abu Daud dan Baihaqi).

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya..”[An Nuur:31]

Tentu jika kita melihat firman Allah azzawajalla dan hadits Nabi di atas, acara Pesta Bikini yang akan digelar pada 14 Mei mendatang di Lagoi tidak sesuai dengan ajaran Islam, bahkan Kepri sebagai Bunda Tanah Melayu. Rencana yang digelar oleh EO Singapura itu memang dikhususkan untuk pangsa pasar di Singapura dan wisman. Hanya saja, efek dari kegiatan mengumbar aurat dan memancing gairah tersebut jelas membuat Kepri yang dikenal daerah bertamadun Melayu menjadi kelihatan aneh. Apalagi Melayu identik dengan Islam yang melarang keras mengumbar aurat. Tak heran, kegiatan tersebut juga diprotes oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kepri, dan Front Pembela Islam (FPI) Kepri.

Bahkan, FPI sebagai lembaga yang anti dengan masalah pornografi sudah bersiap-siap untuk bergerak membatalkan pesta maksiat tersebut. Jika itu dilakukan, maka bisa mencoreng Lagoi sebagai kawasan yang aman. Di satu sisi, Lagoi yang dikenal sebagai kawasan pariwisata akan kehilangan moment penting untuk menarik kunjungan wisatawan asing. Apalagi pesta pantai dengan pakaian minim tersebut akan disiarkan langsung oleh Fashion TV yang bisa diakses oleh jutaan mata di dunia. Tentunya jika Fashion TV bisa menyiarkan itu, akan memberikan efek yang luar biasa bagi Lagoi dan Kepri pada umumnya. Dunia akan tahu keindahan Lagoi melalui Fashion TV. Dan itu jelas bisa meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Lagoi yang ujung dari semua itu bisa meningkatkan pendapatan daerah.

Tapi, apakah hanya cara itu yang paling ampuh untuk mendatangkan devisa negara? Haruskah kita mengorbankan kebudayaan Melayu yang indentik dengan Islam? Semua tergantung dari pengambil kebijakan di daerah ini. Antara antara hak dan yang batil tidak bisa disatukan demi untuk mencapai tujuan. Masih ada waktu beberapa hari lagi bagi pihak penyelenggaran dan pengambil kebijakan di daerah ini untuk berunding mencari jalan keluar terbaik sebelum acara akbar tersebut dilaksanakan ataupun dibatalkan. Kita mengharapkan dunia pariwisata Kepri bisa berkembang dibungkus dengan kebudayaan Melayu.

Tidak ada komentar: