Jumat, 23 November 2012

Membaca Kuasai Dunia, Tak Membaca Dekat Kemiskinan


Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq :1-5).
 Ayat di atas menunjukkan bagaimana Allah SWT telah mengutamakan kewajiban membaca bagi hamba-hamba-Nya. Karena dengan membaca setiap manusia dapat memahami dan mempelajari sesuatu yang tidak diketahuinya. Dan dengan membaca seseorang dapat memperoleh informasi dari orang lain.

Negara disebut maju dan berkembang kalau penduduknya atau masyarakatnya mempunyai minat baca yang tinggi dengan dibuktikan dari jumlah buku yang diterbitkan dan jumlah perpustakaan yang ada di negeri tersebut.  Di Indonesia,  sebagai masyarakat negara kepulauan dengan 17 ribu pulau menghadapi masalah untuk pemerataan pembangunan sumber daya manusia. Hal inilah menyebabkan minat baca masyarakat terbilang rendah. Banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan minat baca masyarakat, hanya saja minat baca masyarakat masih tetap berjalan di tempat.

Dan negeri para raja pun mulai bersolek


Usia Tanjungpinang sebagai kota otonom menapak 11 tahun. Namun kalau di lihat dari aspek sejarah, kota ini berusia 228 tahun. Bukan waktu yang muda lagi. Negeri para raja ini sekarang 
terlihat mulai bersolek mengejar cita-cita kesejahteraan rakyatnya.

Akuat Supryanto, Asisten Staf Khusus Presiden bidang Otonomi Daerah merasa senang berada di Tanjungpinang ketika ia ditugaskan menghadiri upaca HUT 17 Agustus dari Istana.Ia

ditugaskan pihak Istana Negara untuk memantau pelaksanaan Upacara 17 Agustus di Tanjungpinang.

Menginap di Hotel Comfort, Akuat menilai kota ini lebih nyaman dibandingkan Batam dengan hiruk pikuknya sebagai kota industri. "Jika suatu saat nanti memungkin, maka saya akan menetap di daerah ini," ujar Akuat yang pernah menjadi Koordinator International Federation of Journalist (IFJ) Asia Tenggara.

Dari pilkada menuju negeri berbudaya


Kekalahan anak keluarga kepala daerah mengikuti pemilukada juga terjadi di Tanjungpinang. Maya Suryanti, anak Suryatati A Manan gagal menjadi pemenang. Pasangan Lis Darmansyah keluar sebagai pemenang pilkada pun sedang mencari bentuk ideal untuk membangun Tanjungpinang. Ya, mencari jati diri antarakota budaya, industri, pendidikan hingga perdagangan.


Kereta kuda pedati lembu
Singgah mari di tepi kuala
Tuan sutera saya belacu
Manakan boleh berganding sama