Minggu, 15 Desember 2019

Hadapi dengan Senyuman



Ingat, di Pilgub maupun pilkada kabupaten dan kota di Kepri tahun 2020 jangan terlalu serius membela calon yang ikut pilkada. Contoh pilpres 2019 berakhir dengan koalisi bersama untuk kepentingan bersama. Yang masuk penjara akibat membela capres tertentu, ya sabar nanti juga habis masa hukumannya.


Yang di jajaran bawah sampai gak teguran, putus silaturahmi, lapor melapor ke polisi, sementara di jajaran elit malah ngopi bersama dan tertawa bersama karena kepentingan tercapai. Bahkan sampai ada di-remove WhatsApp group karena beda pilihan dengan mayoritas anggota group. Di Tanjungpinang pernah ada group WA isinya orang terkenal bubar karena banyak beda dukungan politik.


Sering sering dengar lagu Ahmad Albar dengan judul Panggung Sandiwara. Bahkan rajin - rajin juga membaca tafsir kehidupan bahwa hidup dunia hanya permainan dan sendagurau belaka. Perbanyak literasi politik dan jangan bawa sampai ke perasaan. Politik ya, bagaimana kepentingan terpenuhi. Titik. Soal patsun politik, ya gak dikenal. Ideologi berbau agamais dan nasionalis terkadang bisa satu gerbong jika tujuannya sama. Tapi jika tujuannya beda, maka tidak akan pernah sama.

Bagaimana memahami dinamika politik, ya cukup baca buku dan membaca tren di media daring hingga medsos. Capek baca buku, ya ngopi. Jangan dukung mendukung ketika KPU belum menetapkan calon yang lulus verifikasi. Kita baru tahu siapa yang ikut kontestasi ketika sudah ditetapkan KPU pada Juli 2020. Jadi, sekarang baru manuver manuver kecil untuk mengejar target. Ramalan ramalan sahaje.
Yang kasihan ASN sudah mulai terbelah ke kubu A dan kubu B. Di kubu B, walau tak terlalu berkompeten, diangkat jadi pejabat eselon. Yang berkompeten dan mampu karena tak menonjol mendukung kubu B, ya antre saja di level staf dan kalaupun dapat jabatan jabatan kering.
Ternyata yang menang di Pilkada kubu A, maka pejabat yang bela kubu B siap siap terbang ke mana mana. Berkemas mencari jurus selamat. Dan akhirnya selamat pagi mari ngopi. Jangan lupa duha, biar rezeki lancar.
Punya teman di Pemprov Kepri doktor jebolan luar negeri, S1 hingga S3 bidang pendidikan, eh malah diletakkan di dinas yang gak ada hubungannya dengan pendidikan. Kemudian satu lagi jebolan UGM bidang komunikasi politik, eh malah di letakkan bidang soal ngurus simpan pinjam dan UMKM.
Itulah dinamika politik dan birokrasi negara +62. Jangan terlalu mengandalkan keahlian. Tapi pandai pandai berselancar. Pilpres 2019 memberikan pelajaran terbaik bagaimana bermanuver dan bagaimana mengakhiri permainan dengan kebahagiaan. The end.***

Keripik bilis ke Anambas

Dari Tanjungpinang mengirim keripik ikan bilis sebanyak 5 Kg ke Tarempa, Kabupaten Anambas. Jauh memang dari Tanjungpinang ke Anambas. Menyeberang laut keripik ini. Jika mie tarempa terkenal itu menembus Tanjungpinang, kini dari Tanjungpinang menyerang keripik Tarempa. Tentu tidak sedahsyat mie tarempa atau luti gendang yang populer. Ini baru iseng iseng berhadiah. Ada pesan dibuat. Berapa pun akan dibuat.
Keripik ini terasa renyah. Seandainya anda menonton tivi sekaligus mendengar debat di siaran tv berita nasional, dipastikan tangan tidak akan pernah berhenti merasakan setiap keping keping keripik. Aroma rempah khas masakan Tambelan, kelembutan adonan dipadu dengan bilis alias ikan tri segar menambah kenikmatan keripik yang berwarna ke coklat kekuningan itu.
Harga per kilogram terbilang murah. Hanya Rp120 ribu. Tapi anda akan merasakan sensasi kenikmatan lidah dan rasa yang luar biasa. Jika satu toples diletakkan di meja, tidak lama akan selesai disantap. Tentu penasaran bukan. Yakinlah ini bukan hoaks atau fakenews.

Pilkada Bintan 2020: Pilkada Lawan Kotak Kosong?

LUKISAN alam yang disempurnakan setiap gumpalan awan hitam pekat yang berbentuk garis lurus. Tanda hujan akan turun di tanah yang dulunya banyak mengandung bauksit. Bekas PT Antam mengeruk harta Bintan. Hingga sisa peninggalan itu dikeruk sampai tiba 2019. Dua pejabat pun kena getahnya. Jadi tersangka.


Ada beberapa kecamatan yang menghasilkan lebih banyak masalah saat ini. Mereka menggunakan hutan lindung. Menanti menyanyikan lagu Arjuna yang disetujui mati-matian melepaskan lahan itu. Hingga ke titik nadir.

Sebenarnya ada yayasan yang akan mendirikan universitas yang membawakan kampus kelas dunia di Bintan. Bagaimana logikanya universitas peringkat 32 dunia mau buka cabang di negeri yang jauh dari Cina. Mereka bukan kekurangan mahasiswa.

Impeachment



Menarik beredarnya meme Donald Trump berubah menjadi Thanos. Dianggap akan menghancurkan DPR AS yang mencoba melakukan impeachment. Presiden AS dapat dimakzulkan jika sudah melanggar penghianatan, suap, melakukan kejahatan tinggi dan pelanggaran berat lainnya.

Kasus ini menjadi ramai ketika DPR AS dikuasai Demokrat dan Senatnya dikuasai Republik. Jika Trump dapat dikalahkan dimakzulkan oleh DPR, belum tentu di Senat yang dikuasai partainya Trump. Kecuali ada politisi Republik yang tidak mendukung Trump. Kalau di Indonesia, koalisi di MPR nampaknya masih terlalu dikuasai pendukung pemerintah, maka model kuatnya kontrol terhadap presiden sulit terjadi.

Ketika Politisi Maju Mundur Maju Mundur

Banyak figur publik mengambil formulir pendaftaran calon yang dibuat partai partai besar di Kepulauan Riau termasuk di kabupaten kota. Tapi figur figur itu masih maju mundur. Belum memiliki ketetapan hati maju ikut Pilkada walaupun ada aturan yang mensyaratkan anggota DPRD, ASN hingga TNI Polri harus menggundurkan diri ketika mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat.

Nama nama yang beredar bisa jadi akan mundur dari pencalonan di partai yang mereka ambil formulir ketika UU Pilkada masih tetap seperti pilkada 2018. DPR RI bersama pemerintah belum mau melakukan revisi. Dengan alasan memang waktu sudah terlalu mepet seperti yang disampaikan anggota Komisi II Arief Wibowo di media massa.

Sang Pejuang Itu dan Sang Mantan Gubernur



Kisah masa lalu ada baiknya dikenang sebagai pedoman untuk melanjutkan langkah ke masa depan. Namun kalau kisah kurang baik, maka harus dilupakan menjadi pelajaran menatap masa depan.

Dua tokoh yang disebut sebut akan mengikuti pilkada Kepri tahun 2020 adalah tokoh terkemuka. Mereka berdua memiliki kisah romantisme yang melekat bagi pendukungnya. Apalagi yang pernah dibesarkan oleh keduanya. Namun ada juga yang menganggap itu kisah lama dengan situasi yang tak mungkin terulang lagi.


Soerya dan Isdianto, Siapa yang Calon Gubernur?



Saling menunggu siapa menjadi nomor satu nampaknya terjadi di internal PDIP Kepri jelang pengambilan formulir calon gubernur dan wakil gubernur Kepulauan Riau 2020-2024.

Plt Gubernur Kepri Isdianto maju mundur antara mengambil mulai Jumat hingga Minggu tak jadi mengambil formulir. Akhirnya, Senin diperkirakan Isdianto dan Soerya Respationo akan mengambil formulir dari internal PDIP.

Karena bagi calon eksternal yang akan mendaftar melalui PDIP sepertinya nihil. Karena calon calon yang ada saat ini seperti Huzrin Hood dan Ismeth Abdullah tak berminat menggunakan partai banteng. Karena mereka juga tahu, PDIP pasti lebih memilih kader mereka antara Isdianto, dan Ketua DPD PDIP Kepri Soerya Respationo.

Klientelisme, Dilema Setiap Pilkada


Karakter yang mencolok dari demokrasi Indonesia adalah bahwa para pemenangnya -para elite yang memperoleh kekuasaan, prestise, dan kekayaan dari keterlibatan mereka dalam politik. Sejujurnya mereka juga merasakan kecemasan yang cukup besar tentang bagaimana demokrasi berjalan seperti sekarang ini.

Bukan kabar angin, calon ada yang menggunakan uang untuk membeli perahu agar bisa mendapat tiket ke pilkada. Tapi disebut sebagai modal untuk menggerakkan mesin partai. Lalu tak cukup sampai di situ, calon juga harus menyiapkan modal besar untuk biaya pendekatan kepada pemilih hingga memberikan uang pada hari pemilihan sebagai ongkos telah memberikan suara.


Kamis, 15 Agustus 2019

Uang dan Politik



Uang dan politik ibaratnya seperti lauk dan nasi.Untuk makan nasi tanpa lauk sepertinya hampa. Kalau lapar tanpa lauk pun tetap habis nasi tersebut.
Begitu juga dengan politik tanpa uang, maka  tidak bisa mencapai tujuan yang maksimum dalam mencapai tujuan politik yaitu memenangkan kontestasi pilkada, pemilu dan pemilihan presiden. Untuk menggerakkan mesin politik mustahil tanpa uang.

Sejarah Itu Berulang



Gubernur pertama Kepri pernah berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kemudian tak sampai satu dasawarsa, Gubernur ketiga juga berurusan dengan KPK. Urusan yang dilarang yakni diduga soal rasuah.

Kepri ini provinsi yang dibuat dengan perjuangan darah dan air mata. Beberapa darah menetes di jalan akibat demontrasi yang dikejar aparat guna menjadikan Kabupaten Kepri daerah otonomi baru.
Tak begitu jauh nasib dari saudara tua, Provinsi Riau masih unggul soal gubernur yang ditangkap KPK akibat korupsi. Tiga gubernur Riau ditangkap KPK. Dan Kepri dua gubernur menjadi tahanan KPK. 

Revolusi 4.0, Siapkah Kita dengan Masa Itu



2025 menurut survei yang dibahas khusus World Economic Forum, dunia akan melahirkan titik kritis misalnya bisa jadi mesin dengan kecerdasan buatan pertama yang menjabat sebagai direktur perusahaan, 10 persen pakaian manusia di dunia terkoneksi dengan internet, 10 persen mobil yang lalu lalang di Amerika tanpa supir. Dan 30 persen hasil audit perusahaan dengan menggunakan kecerdasan buatan. Dan apoteker robot pertama dimulai di Amerika.

Beda Kampanye Pemilu AS dan Indonesia


Debat utama dari calon presiden dari Demokrat pertanyaan pertama diajukan bagaimana respon mereka terhadap persoalan jaminan kesehatan yang ada saat ini. Mereka menganggap jaminan kesehatan AS masih kalah dibanding dengan Kanada.

Di Kanada baik laki, perempuan, anak anak masuk rumah sakit, sembuh dan keluar rumah sakit tanpa membayar sepeserpun.Tentu beda dengan BPJS kita yang harus membayar sendiri kalau obat tidak ada di apotik rumah sakit. Atau tak bayar iuran, anda tidak dilayani.

Keberanian Politik Ibrahim dan Kerelaan Sarah


Nabi Ibrahim merupakan Nabi Allah yang cerdas baik dalam politik dakwah.Nabi kekasih Allah yang rela menyerahkan semua yang dimilikinya termasuk anak kesayangannya tunduk kepada perintah Allah.

Siapa yang rela menyembelih putra satu satunya yang dinantikan selama puluhan tahun? Ya, hanya Nabi Ibrahim yang mampu melakukan itu. Walaupun akhirnya Allah ganti anaknya Ismail dengan seekor kibas atau kambing. Sampai saat ini menjadi kegiatan rutin seluruh umat Islam di dunia untuk mencontoh Nabi Ibrahim melakukan kurban dan dibagikan kepada khalayak ramai.

Jumat, 31 Mei 2019

Puasa dan Sabar di Tahun Politik



Islam mengajarkan kesabaran baik dalam dakwah maupun menjalani ujian kehidupan di dunia. Apapun hasil dari sebuah kompetisi, maka hasilnya harus bersabar dengan aturan yang sudah disepakati bersama.

Puasa yang kita lakukan saat ini adalah latihan maha sempurna melatih kesabaran.Karena bukan hanya puasa menahan lapar dan dahaga, juga puasa hubungan biologis suami istri pada siang hari, puasa berkata kata kotor, puasa mata melihat yang haram, dan tentunya puasa kemaksiatan.

Berebut Kuasa



Pemilu di India dengan jumlah pemilih hampir 900 juta sudah berlangsung. Kemenangan diraih  Narendra Modi (68) kembali terpilih sebagai perdana menteri India setelah partai pengusungnya, Bharatiya Janata (BJP), meraih lebih banyak kursi parlemen dari kemenangan pertamanya pada 2014 lalu.

Partai penguasa di Australia juga menang dari partai oposisi. Kemenangan itu kembali mengantarkan Scot Morrison menduduki kursi empuk perdana menteri. Walaupun sebelum pemilihan banyak lembaga survei memprediksi Partai Buruh menang. Ternyata lembaga survei salah. Sepertinya harus belajar dengan lembaga survei Indonesia yang agak tepat memprediksi.

Kamis, 23 Mei 2019

Berpolitik dengan Bahagia



Hasil kajian The Spectator Index menyimpulkan Indonesia tak masuk 20 besar negara yang paling bahagia. Kita kalah dibandingkan dengan Costa Rica dari Benua Afrika. Selebihnya memang negara yang penduduknya bahagia dari negara negara kategori maju.

Tidak masuknya Indonesia ke semoga saja bukan karena kita sedang masuk dalam tahun politik. Atau memang laman media sosial kita dipenuhi dengan caci maki sumpah serapah karena perbedaan pilihan siapa yang mau dipilih pada pilpres tahun depan.

16 Tahun Provinsi Kepri



Usia 16 tahun bagi perkembangan manusia sudah bisa menentukan mana yang baik dan tak baik.Di usia 16 tahun umur Provinsi Kepri, Nurdin Basirun menggagas proyek mercusuar ketika ekonomi Indonesia dan dunia dalam kondisi lesu.
Ya, Proyek Gurindam dinamakan menelan dana Rp500 miliar. Digunakan untuk membangun jalan lingkar yang sebenarnya belum terlalu penting untuk disediakan saat ini. 

Karena masih ada jalan yang laik untuk dipakai lalu lintas sehingga warga pun belum merasa perlu untuk memerlukan jalan tambahan. Belakangan muncul dari orang dalam Gubernur bahwa ada keganjilan dalam proyek tersebut. Dan akan mengancam membawa ke ranah hukum.

Menentukan Pilihan



Pemilu yang tinggal beberapa hari lagi akan menentukan siapa presiden terpilih, dan wakil rakyat terbaik dari yang berkompetisi saat ini. Inilah pemilu kelima pasca reformasi yang seharusnya kita lebih dewasa berdemokrasi. Bukan malah sebaliknya.
Banyak contoh di belahan dunia lainnya, hasil pemilu menyebabkan negara tersebut menjadi konflik tanpa berkesudahan.Venezuela misalnya sampai saat ini masih dilanda konflik. Begitu juga di Afganistan, dan beberapa negara di Timur Tengah.

Selingkuhan, Seks dan Poligami


Akhir-akhir ini kata selingkuh banyak dicari di mesin pencari Google. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan arti kata selingkuh memiliki banyak makna. 

Contohnya; selingkuh/se·ling·kuh/ arti pertama bisa diartikan suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri; tidak berterus terang; tidak jujur; curang; serong;
Kedua diartikan suka menggelapkan uang; korup; dan ketiga suka menyeleweng.
Maka tak heran jika  sejarawan Inggris Lord Acton menggunakan kata corrupt yang bermakna korup, jahat, buruk,
rusak, menyuap, merusak, dan mengubah.
Selengkapnya kata Acton sebagai berikut “Power tends to corrupt; absolute power corrupts absolutely.”

Memimpin Itu Menderita



Kita merindukan pemimpin seperti Natsir yang menyerahkan kursi menteri ke Presiden Sukarno lalu pulang ke rumahnya dengan naik sepeda bersama ajudannya.Sang ajudan bertanya, mengapa tidak naik mobil? Natsir menjawab," Biar saya terbiasa.Sang ajudan pun meneteskan air mata. Bagaimana pula mantan pejabat tinggi Indonesia pulang naik sepeda.
Kemudian Agus Salim, sang singa podium.Penulis barat menyebutnya pemilik segalanya.Tapi dia tak mampu untuk membuat  hidupnya  nyaman.

Pilihan Itu pun Sudah Dijatuhkan



Komisi Pemilihan Umum akan akan menentukan siapa presiden terpilih, dan wakil rakyat terbaik dari yang berkompetisi saat ini. Inilah pemilu kelima pasca reformasi yang seharusnya kita lebih dewasa berdemokrasi. Bukan malah sebaliknya.

Banyak contoh di belahan dunia lainnya, hasil pemilu menyebabkan negara tersebut menjadi konflik tanpa berkesudahan. Venezuela misalnya sampai saat ini masih dilanda konflik. Begitu juga di Afganistan, dan beberapa negara di Timur Tengah.
Mereka yang kalah tidak siap menerima kekalahan dan yang menang pun terlalu eforia dengan kemenangan sehingga lupa tugas berat mensejahterakan rakyat menjadi abai.

Senin, 28 Januari 2019

Era Pemilu Paling Rumit di Dunia



Banyak hal yang baru ditemukan dalam pemilu serentak 2019 nanti yang kita laksanakan 17 April 2019. Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga setelah Amerika, India, Indonesia akan memecahkan rekor baru di dalam sistem pemilu.

Yang tentu akan menjadi percontohan kalau berhasil adalah menyatukan pemilihan legislatif dan presiden secara serentak. Amerika Serikat dalam pemilu sela tidak menyatukan seluruh pemilihan presiden dengan pemilihan DPRD mereka. Di sana hanya memilih senat dan beberapa gubernur dalam pemilihan sela.

Ketika Media Terbelah Saat Pemilu


Pemilu bukan hanya membuat masyarakat terpolarisasi mendukung si A dan si B, media massa yang dianggap guru publik dalam menentukan sikap pun mengalami sikap terbelah. Mengutamakan kepentingan redaksi jangka pendek atau kepentingan jangka panjang? Menjaga peradaban demokrasi tetap di rel atau menghilangkan rasionalitas akal pikiran?

Tertuju kepada politik identitas. Antara membenci berita hoaks, fakenews dan ujaran kebencian. Media dituntut berdiri di garis netral. Tantangan yang tak mudah di era liberalisasi ekonomi dan ketatnya persaingan media di era media cetak menuju senjakala. Bahkan Eric Thohir, penguasa koran harian Republika harus membuat tulisan di harian itu bagaimana posisi dia sebagai ketua tim sukses dan juga pemilik Republika yang agak bernuansa Islami.