Rabu, 12 September 2012

Memakmurkan Masjid


Tangisan itu pecah ketika azan baru saja berkumandang. Iya ingin ikut menuju rumah Allah. Padahal, belum ada kewajiban baginya ke masjid karena baru 2,4 bulan. Ya, masjid merupakan Baitullah, di dalamnya Ia disembah dan senantiasa disebut nama-Nya. Masjid merupakan menara petunjuk dan bendera Islam. Allah memuliakan serta mengagungkan orang yang mengikatkan dirinya dengan masjid.

Pada dasarnya, masjid dibangun agar manusia mengerjakan shalat dan berdzikir kepada Allah, membaca Al-Qur'an dan taqarrub kepada-Nya, merendah di hadapan-Nya dan mengharapkan pahala di sisi-Nya. Kecuali memang wanita tidak diwajibkan untuk menunaikan salat di masjid. Sedangkan pria diharuskan ke masjid jika muazin berkumandang.



Dr Shalih bin Ghanim menyebutkan, sesungguhnya memakmurkan masjid adalah bagian terbesar untuk taqarub kepada Allah SWT. Di antara bagian dari memakmurkan masjid adalah membangun, membersihkan, membentangkan permadani, meneranginya dan masih banyak lagi bagian-bagian dari pemerliharaan masjid. Adapula memakmurkan masjid dengan i'tikaf di dalamnya, shalat dan senantiasa mendatanginya dengan berjama'ah, mengajarkan ilmu-ilmu yang bermanfaat, membaca Al-Qur'an, belajar dan mengajarkannya. As-Sunnah telah menjelaskan keutamaan dan balasan yang besar dalam memakmurkan, membangun dan memelihara masjid

Diriwayatkan dalam shahih Muslim, Utsman Radhiyallahu 'anhu telah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Barangsiapa telah membangun masjid karena Allah Subhanahu wa Ta'ala (Bukair berkata : Saya menyangka beliau berkata dengan mengharap wajah Allah), maka Allah akan membangunkannya rumah di Jannah"

Maksudnya karena ikhlas dengan mengharap wajah Allah SWT semata serta mengharap keridhaan-Nya, tidak riya, sum'ah dan tidak pula karena mencari pujian manusia serta bukan karena satu tujuan atau tujuan-tujuan yang lain.

Ketika memasuki musim pilkada ataupun kampanye legislatif, maka bantuan untuk masjid pun mengalir deras. Mungkin, terlintas niat  bagi pihak yang memberikan bantuan, uang yang infakkan untuk masjid bisa meraih simpati jamaah masjid.
 Dengan demikian, masjid berubah menjadi sarana untuk memulai kampanye dan sosialisasi. Berubahnya niat dengan beramal bukan karena Allah akan merusak amalan itu.

Oleh karenanya, memakmurkan masjid bagi muslim adalah sesuatu yang baik dan mendapatkan ganjaran pahala yang berlipat-lipat. Jangan rusak niat hanya untuk kepentingan duniawi yang sifatnya persinggahan saja untuk menuju kehidupan yang kekal dan abadi.

Bukanlah pemandangan yang aneh, ketika di awal Ramadan, maka hampir semua masjid penuh sesak. Namun ketika penghujung Ramadan, maka masjid mulai ditinggal. Terbukti, hanya satu sampai dua shaf saja jamaah yang masih salat berjamaah. Andaikan masjid itu penuh dengan jamaah seperti salat jumat, maka kekuatan muslim menjelma menjadi satu kesatuan yang kokoh. Dengan demikian, jadi perakat ukhwah islamiyah yang bisa menggerakkan umat untuk kemaslahatan bersama.

Tetapi nyatanya, tak jarang kita melihat, jamaah yang melaksanakan salat di masjid masih bisa dihitung dengan jari. Kesadaran umat akan pentingnya masjid sebagai basis perjuangan menyebarkan dakwah belum dilaksanakan dengan baik seperti zaman Rasulullah yang menjadikan basis perjuangan dan menyusun strategi menyebarkan agama.

Hal itulah membuat salah satu ulama seperti Shalih bin Ghanim berpendapat, keutamaan mendatangi masjid adalah menunaikan shalat, dzikir dan qira'ah Qur'an. Orang yang menziarahi masjid itu berada dalam penjagaan Allah dan mendapatkan rahmat-Nya selagi ia duduk didalamnya, menjaga adab-adabnya dan selalu menghubungkan hatinya dengan Allah.

Sesungguhnya shalat seseorang di dalam masjid dilebihkan dari shalat yang dilakukan di rumah atau di pasar dengan 25 derajat atau 27 derajat. Beberapa nash telah menjelaskan bahwa orang yang mendatangi masjid dalam gelap, maka Allah akan meneranginya dengan sempurna pada hari kiamat, seperti orang yang pergi ke masjid di pagi hari atau di malam hari, Allah akan menyediakan baginya rumah di jannah. Ini merupakan fadhilah yang besar, takkan ada orang yang melampui batas atau meremehkannya kecuali orang yang lalai atau pemalas.

Banyak sekali ayat dan hadits-hadits yang menerangkan betapa pentingnya memakmurkan masjid. Maka, bagi orang yang berkhidmat di masjid dan bertanggung jawab atas masjid baik atas nama pribadi, jama'ah, yayasan atau yang lain haruslah menghidupkan masjid dengan membangun, membersihkan, menghamparkan permadani, penerangan dan kesinambungan pemenuhan air serta lainnya yang termasuk di dalamnya demi kemudahan dan kelancaran hamba Allah untuk melaksanakan amal-amal yang besar di dalam masjid. Semoga kita diberikan kekuatan terus mencintai masjid dan memakmurkan.

KP/okt/2011

Tidak ada komentar: