Minggu, 03 Januari 2010

Tak Lagi Wapres, Jusuf Kalla ke Lagoi Khusus Bermain Golf

Hampir dua bulan Jusuf Kalla (JK) melakoni hidup sebagai warga negara biasa, Jumat dan Sabtu (26/12/2009), JK ke Lagoi, Bintan bersama 43 orang rombongan orang dekatnya termasuk istri dan anaknya. Selama dua hari, Kalla menghabiskan waktu bermain golf di sana.

Pesawat pribadi Kalla, Atirah mendarat mulus di Bandara Tanjungpinang pukul 09.00 wib. Di belakang pesawat yang dinominasi warna putih itu masih ada tulisan JK-WIN. Mungkin itu logo kenangan Kalla yang pernah mencalonkan diri menjadi presiden bersama dengan Ketua Partai Hanura Wiranto. Tulisan warna hitam itu belum dihapus hingga kemarin. Dengan pesawat ini biasanya Kalla berkeliling Indonesia. Bahkan Kalla punya pesawat khusus untuk keliling dunia.

Mantan orang nomor dua di Indonesia ini dijemput Gubernur Kepri Ismeth Abdullah. Sejurus rombongan besar Kalla melanjutkan perjalanan ke Hotel Nirwana, Lagoi untuk menikmati lapangan golf yang termasuk paling baik di Indonesia itu. Kalla didampingi istri Mutfidah Kalla dan tiga orang anaknya. Tak ketinggalan orang dekatnya seperti Aksa Mahmud, kemudian mantan Sekretaris Jenderal Partai Golkar Soemarsono, mantan Ketua DPP Golkar Syamsul Muarif, mantan Ketua DPP Iskandar Manji. Mantan Menteri Sosial dari PPP Bachtiar Chamsah. Terlihat juga pengusaha asal Sulawesi yang selalu mendampinginya Alwi Hamu. Bos media dari Sulawesi itu selalu mendampingi JK.

Sampai di Lagoi, rombongan langsung menikmati indahnya lapangan Golf Nirwana. Semua biaya menyewa lapangan golf untuk 33 pemain dari rombongan Kalla menggunakan uang JK sendiri. Pemerintah Kabupaten Bintan dan Provinsi Kepri hanya memberikan layanan makan malam gratis di Kelong Lagoi. Selebihnya semua biaya ditanggung JK. Habis dari Lagoi, Ahad (27/12), rombongan yang sama juga akan ke Australia.

"Sebagai tuan rumah kita wajib melayani tamu," kata Raja Muhammad, Kepala Bagian Umum Pemkab Bintan yang selalu siap memenuhi kebutuhan rombongan.

"Pak JK menikmati setelah pensiun dari wakil presiden. Dia banyak duit, sehingga tak masalah dengan dana ketika keliling dunia."

"Kita tak perlu repot menyediakan fasilitas. Karena mereka semua yang menanggung," kata salah satu pejabat dari Bintan lainnya.

JK bisa jadi mendapat undangan dari Gubernur Kepri Ismeth Abdullah ke Lagoi ketika sudah pensiun. Maklum di kawasan wisata itu, Ibu Mutfidah JK pernah punya kesan tersendiri. Mutfidah sekali merayakan ulang tahun di Lagoi. Waktu kunjungan beberapa tahun lalu ke Bintan, JK tak lama menikmati indahnya Lagoi. Calon presiden dari Golkar itu justru baru kali ini selama dua hari menikmati Lagoi sebagai warga biasa. Bukan sebagai pejabat negara.

Bupati Bintan Ansar Ahmad yang dikenal dekat dengan Kalla mengakui, JK ke Lagoi khusus bermain golf. "Tidak ada urusan lain," kata Ansar yang masih menggunakan kaos biru dari lambang salah satu hotel di Lagoi, menandakan Ansar baru usai menemani mantan bosnya di Golkar itu bermain golf.

Ansar juga bersama dengan Wakil Gubernur Muhammad Sani, Kapolda Kepri Pudji, anggota DPD Aida Nasution mengantar Kalla sampai ke lapangan bandara. Kalla punya kesan tersendiri terhadap kawasan industri di Bintan. sehingga, kawasan industri Lobam dimasukkan ke dalam kawasan perdagangan bebas yang saat ini pelaksanaannya masih setengah hati.

Free Trade Zone (FTZ) atau kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas memang lahir dari tangan dingin Kalla waktu menjabat wakil presiden. Dia ingin Batam, Bintan, dan Karimun (BBK) menjadi segitiga emas yang bisa menangkap peluang dari perluasan usaha dan pesatnya perkembangan bisnis di Singapura.

Banyak daerah di China, Malaysia bisa berkembang pesat setelah ditetapkan yang sudah ditetapkan kawsan FTZ. Kalla ingin melanjutkan konsep mantan Presiden Habibie membangun Batam di era bonded zone plus diterapkan dua pulau Bintan dan Karimun.

Harapannya jika FTZ sudah berjalan mulus, investasi asing berbondong bondong masuk ke BBK. Tenaga kerja banyak terserap. Multiplier effect-nya signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Kesejahteraan masyarakat pun meningkat. Namun upaya Kalla belum berjalan mulus. Krisis ekonomi yang menghantam dunia membuat investasi di BBK tidak mengembirakan setelah BBK ditetapkan sebagai kawasan FTZ.

Singapura yang diharapkan jadi bapak yang baik waktu itu sedang sakit keras. Limpahan proyek dari Singapura minim. Kepri kena dampak negatif. Ditambah dengan aturan di lapangan FTZ membingungkan pengusaha seperti masterlist dan persoalan lainnya membuat dunia usaha di BBK mengeluh. Akhirnya pemerintah melakukan revisi kembali Peraturan Menteri Keuangan (PMK) mengenai teknis di lapangan supaya FTZ di BBK sesuai dengan harapan untuk menggerakkan roda perekonomian di Kepri dan nasional tentunya.

Kalla mengatakan, dia tetap optimistis pelaksanaan FTZ di BBK. "Kan sekarang tidak ada lagi hambatan. Apa yang jadi hambatan saat ini? Masalah itu akan diselesaikan Dewan Kawasan dan Otorita Batam," kata Kalla menjelaskan, ketika hendak meninggalkan bandara Tanjungpinang yang saat ini sedang dilakukan perluasan itu.

Kalla terkesan hati-hati berbicara kepada media sejak dia tak lagi jadi orang nomor dua di Indonesia. Tentu beda saat dia masih menjadi Wapres saat ditanya mengenai FTZ, Kalla pasti semangat menjawab pertanyaan. Ketika Tanjungpinang Pos tanya apakah masih memantau pelaksanaan FTZ di BBK? Kalla bilang tidak. "Tidak lagi sekarang. Kan sudah ada yang mengurus," katanya sambil berjalan menuju pesawat pribadi.

Dari pengamatan Tanjungpinang Pos, sejumlah pasukan pengaman presiden tidak banyak mendampinginya. Kalla mudah untuk diwawancara karena tidak ada pengawalan yang ketat. Muhammad Sani juga mengatakan kunjungan JK kali ini hanya untuk bermain golf. Kemudian, sebagai Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), JK menyempatkan mengunjungi PMI Kepri di Tugu Pahlawan.

Di sana JK meninjau dan melihat secara langsung kantor PMI Kepri yang sederhana itu. Kalla berpesan PMI jangan jadi “drakula” makan darah manusia. "Saya juga pengen seperti Pak Kalla jika sudah pensiun," kat Sani yang masih menggunakan pakain kaos golf.

“Tak ada pembahasan serius dengan JK. Kami juga tak melakukan pembahasan mengenai pilkada Kepri," ujar Sani yang mengantarkan JK hingga pesawat meninggalkan bandara, baru Sani beranjak meninggalkan bandara.***

Tidak ada komentar: