Minggu, 03 Januari 2010

Melihat Pustaka Islam Pertama di Tanjungpinang

Karena Lengkap, Warga Singapura pun Berburu Buku di Sana

Pustaka Islam Bayan, di Jalan Buguran, Perumnas menjadi salah satu pustaka Islam terbesar di Kepulauan Riau. Pustaka tersebut menyediakan ribuan judul buku yang diterbitkan lebih dari 72 penerbit. Saking lengkapnya akan buku-buku Islam, warga Singapura pun berburu buku Islam di sana. Pustaka Bayan seolah-olah mengembalikan kejayaan Tanjungpinang di dunia sastra Islam.

Hujan yang mengguyur Tanjungpinang, Sabtu (19 lalu, tidak menyurutkan langkah Ruddy Firmansyah, manager program Bayan FM dan Pustaka Bayan menerima kami untuk wawancara mengenai program pustaka Islam yang pertama di Tanjungpinang itu.

"Silakan masuk. Sekarang kita sedang menyiapkan segala perlengkapan sebelum pustaka ini kita buka untuk umum," kata Ruddy meyambut. Di depan pustaka tersebut dua orang pekerja sedang memasang keramik. Nantinya, di teras rumah di Perumnas, Jalan Buguran itulah, pusat dakwah radio dan pustaka Islam digerakkan. Di ruangan depan rumah yang disulap jadi perpustakaan itu, ribuan buku tersusun rapi di rak-rak besar. Ada juga buku yang dibiarkan begitu saja karena belum ada rak buku. Ruangan pustaka berbentuk hurup u. Saat ini, pengelola sedaqng menata teras rumah untuk rak-rak buku. Sehingga warga yang bertamu di sana bisa duduk santai di teras membaca buku.

Ruddy bersama dengan rekannya sedang menyiapkan studio radio dakwah, hingga sistem perpustakaan. Jika perpustakaan buku tersebut sudah siap terpajang, mereka akan mengatur sistem peminjaman buku, jadwal laki-laki dan wanita berkunjung, dan tentunya disertai kajian ilmiah bersama ustad.

"Kan aneh, jika pustaka Islam, tapi pria dan wanita saling bertemu. Sehingga kita buat jadwal khusus untuk hari wanita dan hari pria," kata dia lagi.

Di Pustaka Bayan, saat ini jumlah buku yang tersedia ribuan judul buku yang sudah dikumpulkan sejak lima tahun lalu. Masih ada buku tersisa di Batam. Jika lokasi sudah siap, maka buku-buku di Batam akan dibawa ke Tanjungpinang. Yang jelas, buku yang dipajang di sana sudah disortir sehingga laik baca. Tak ada buku yang dilarang pemerintah ataupun ulama ada di sana.

Mereka memiliki slogan, mengutamakan ilmu. Karena dengan ilmu, bisa melakukan apa saja. Ibadah tanpa ilmu sepertinya percuma. Itulah pentingnya ilmu. "Kan tidak mungkin berenang tanpa mengetahui teknik. Kalau langsung menceburkan diri ke laut, pasti tenggelam," kata Ruddy memberikan analogi.

Perpustakaan Islam ini satu bendera dengan radio Bayan FM, di gelombang 96,0 FM. Radio dan pustaka ini memiliki misi pendidikan dakwah melalui radio dan pustaka. Untuk radio, sekarang masih uji siaran. Jika sudah optimal, maka warga dibelahan dunia manapun bisa mendengarkan radio Bayan melalui internet. Walaupun masih uji, warga Tanjungpinang bisa mendengarkan siaran Hang FM Batam.

Sambil menunggu peresmian pustaka dan, Bayan FM, Ruddy bersama dengan rekannya melakukan kajian ilmu dengan mendatangkan ustad dari luar kota. Mereka sudah melakukan kajian tentang perdukunan, dan teroris. Hal itu sebagai upaya untuk memperkenalkan Bayan kepada warga Tanjungpinang. Setidaknya kajian itu menambah ilmu masyarakat yang masih awam tentang ilmu Islam.

Menurutnya Ruddy, dengan tersedianya buku tentang Islam di pustaka Islam, masyarakat bisa datang ke sana untuk mencari ilmu tentang apa saja. Mulai dari ilmu fikih, jual beli, dan lainnya. Mereka juga menyediakan kipa asli dari pengarang dari Arab Saudi yang masih menggunakan tulisan arab. Biasanya, banyak ustad menggunakan kitab asli dari Arab.

Contoh buku yang tersedia antara lain: kumpulan hadits Bukhari, Muslim, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Abu Daud, Nasa'i, Tirmidzi, Ad Darimi, Addaruqutni.

Kemudian kitap-kitap mashur Iman as Syafi'i seperti Al Umm, Al Risalah, Musnad Imam Syafi'i, Manhaj Aqidah Imam Syafi'i, Musnad Imam Ahmad, tafsir Ibnu Katsir, Al Aisar, Alqurtubi, Aththabari, Fathul baari, Fathul Majid, Fathul Qadir, Al Mughni, Bidayatul Mujtahid, Riyadush Shalihin, Al i'tisham, Al muwatha', Adwaul Bayan, Al lu'lu'wal Marjan, Nailul Authar, Zadul Ma'ad, Subulus Salam, Bulughul Maram. Kemudian tersedia juga fatwa-fatwa terkini ulama Saudi, tentang Aqidah Ahlussunnah Wal jama'ah, Ahkamul Janaiz, dan Sirah Nabawi.

Menurut Ruddy, masalah ibadah terkadang ada yang tidak sesuai dengan ajaran Nabi. Sehingga masalah-masalah tersebut bisa diselesaikan dengan mencari buku-buku rujukan. Selisih tentang apa yang dikatakan salah satu ustad misalnya bisa dicari sumbernya.


Pustaka Bayan menyediakan kitap Al Um, karangan Syafii. Buku tersebut merupakan inti sari pemikiran Syafii yang banyak digunakan di Indonesia. Kitab tersebut terbilang langka. Sebaiknya, kata Ruddy, tak salah kitap Al Um, dijadikan koleksi pribadi sehingga bisa memahami buku tersebut. Kemudian, mereka juga menyediakan kumpulan hadist lemah karangan Nasyaruddin Albani.

Ke depanya, pustaka itu juga melayani jual dan beli. "Siapa yang tertarik memiliki buku setelah berkunjung ke perpustakaan kita layani," kata Ruddy yang memiliki jenggot segenggaman itu.

Menurut Ruddy, ribuan buku-buku yang tersedia saat ini dipesan secara khusus dari daerah Jawa dan Arab Saudi. Ada juga sumbangan dari warga. Walaupun sudah terbilang banyak, Pustaka Bayan tetap mencari buku-buku baru. "Dengan banyaknya jumlah buku, kita tertantang terus menambah judul buku lewat teman-teman dari Jakarta, Solo, Surabaya, dan daerah lainnya," ujarnya.
Yang pasti, buku-buku di Paustaka Bayan tidak terkontaminasi dengan ajaran sesat.

"Tidak sembarang buku yang bisa masuk ke sini. Kita tidak mau menampilkan buku-buku yang lemah hadistnya. Kalau kita menyediakan buku yang lemah hadistnya, maka kita juga bertanggungjawab kepada Allah akibat buku yang kita sediakan menyesatkan umat," imbuhnya.

Buku yang ada di pustaka tersebut tidak ada sumbangan dari pemerintah. "Biarlah pustaka miliki Pemprov Kepri menyediakan buku-buku umum, sedangkan pustaka kita menyediakan buku tentang Islam. Wargakan jadi banyak pilihan. Kita berupaya pustaka ini tempat mencari ilmu untuk warga Tanjungpinang." ***

Tidak ada komentar: