Jumat, 31 Mei 2019

Puasa dan Sabar di Tahun Politik



Islam mengajarkan kesabaran baik dalam dakwah maupun menjalani ujian kehidupan di dunia. Apapun hasil dari sebuah kompetisi, maka hasilnya harus bersabar dengan aturan yang sudah disepakati bersama.

Puasa yang kita lakukan saat ini adalah latihan maha sempurna melatih kesabaran.Karena bukan hanya puasa menahan lapar dan dahaga, juga puasa hubungan biologis suami istri pada siang hari, puasa berkata kata kotor, puasa mata melihat yang haram, dan tentunya puasa kemaksiatan.


Di dalam pertandingan, maka pemain, wasit dan penonton pasti memiliki aturan atau tatatertib ketika memasuki gelanggang. Aturan itu dibuat oleh mereka yang paham aturan secara bersama baik pemain, wasit, maupun penonton. Jika aturan dibuat sebelah pihak itu namanya tidak adil. Aturan yang dibuat bersama, disepakati bersama barulah hasil pertandingan bisa diterima semua pihak.

Bayangkan bagaimana misalnya pertandingan mendebarkan antara Manchester City dengan Liverpool belum selesai, penonton yang tidak sabar supaya City juara mereka masuk ke lapangan, maka dipastikan pertandingan akan ditunda. City pun yang seharusnya juara harus menunda kemenangan karena ulah pendukungnya.

Nabi Nuh yang berdakwah 950 tahun dilatih kesabarannya ketika umatnya termasuk anak dan istrinya tidak mau mengikuti ajaran menyembah Allah. Nuh berdakwah 950 tahun begitu sabar ketika air bah menenggelamkan anak, istri dan umatnya yang tidak mau mengikuti ajarannya.

Nabi Muhammad SAW sangat sabar ketika dilempar oleh kaum yang menolak Islam di Arab sampai melukai dirinya sendiri. Namun buah dari kesabaran, dan akhlak yang mulia, Islam bisa menyebar ke seluruh dunia.

Nabi Yunus yang tidak sabar harus mengalami nasib kurang baik sehingga ditelan ikan. Di dalam perut ikan, baru Ia mendapatkan nilai nilai kesabaran dan akhirnya diselamatkan Allah keluar dari mulut ikan yang menelannya. Secara logika normal, sulit rasanya manusia hidup di dalam usus ikan sejenis paus.Tapi itukah kuasa Allah SWT.

Ketika Nabi Yunus AS meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah, ia menunjukkan bahwa dirinya tak mampu bersabar atas sikap umatnya yang suka membangkang. Namun, bila Allah berkehendak, niscaya segalanya mudah bagi Allah.

Kakalahan besar dan banyak meninggalnya pejuang Islam dalam perang Uhud disebabkan karena pasukan pemanah di atas bukit tidak sabar menunggu perintah komando. Sehingga mereka turun dari bukit untuk mengambil harta rampasan perang. Hal ini menyebabkan pasukan musuh yang dipimpin Khalid bin Walid merebut kemenangan dari pusat bukit dan memaksa mundur pasukan Rasulullah.

Tentu, ketika wasit belum memutuskan meniup peluit tanda akhir permainan, kemudian si pemain keluar gelanggang, maka akan dianggap kalah oleh wasit. Hal itu pasti melanggar ketentuan yang disepakati. Jika pun di akhir permainan pemain memprotes dugaan kecurangan dalam pertandingan, maka ada mekanisme untuk tempat penyaluran hak tersebut.

Itulah namanya sabar dalam tindakan, dan perbuatan menerima hasil dan menempuh cara cara yang benar dalam melakukan perjuangan mencari kebenaran.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa harus mengikuti pilkada Gubernur Jatim sebanyak tiga kali baru dia terpilih menjadi orang nomor satu di Jatim.

Bill Gates (pendiri perusahaan softwere, Microsoft), drop out dari Harvard sebelum berhasil membangun Microsoft. Perusahaan ternama di dunia.

Thomas A Edison (penemu bola lampu), gagal 1000 kali sebelum berhasil menemukan bola lampu yang sekarang kita nikmati untuk penerangan.

Presiden ketiga Amerika Serikat, Thomas Jefferson harus mengikuti dua kali pemilu AS baru bisa menjadi presiden ketiga negara itu. Walaupun dia termasuk pendiri Amerika.

Jefferson menantang John Adams pada pemilihan presiden di 1796. Namun, dia harus kalah. Dan pemilu berikutnya dia baru menang dan menjadi presiden ketiga Paman Sam.

Islam mengajarkan banyak hal soal kesabaran yang akhirnya berbuah manis. Anda bayangkan jika makmum yang tidak sabar mengikuti imam lalu sujud sebelum imam sujud, tentu salatnya rusak. Dan kondisi salat berjamaah menjadi kacau.Tak heran Nabi melarang keras makmum mendahului imam dalam salat berjamaah.

Apakah seseorang di antara kalian tidak takut apabila ia mengangkat kepalanya sebelum imam, Allah akan rubah bentuknya menjadi bentuk keledai ? [Muttafaq ‘Alaih]

Taat Aturan

Lantas bagaimana dengan peserta pemilu di Indonesia yang tidak sabar menentukan sikap dengan hasil pemilu? Seharusnya seorang yang sportif dan kesatria tetap menunggu dulu hasil pengumuman pemenang dari penyelenggara pemilu.

Setelah itu, baru pihak yang kalah baik itu peserta pemilu caleg atau pun calon presiden bisa menentukan sikap apakah menerima atau menolak hasil pemilu dengan menggugat hasil pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK).

Negara menyiapkan sarana untuk peserta pemilu yang tak puas dengan hasil pemilu mendaftarkan gugatan ke MK untuk mencari keadilan dalam pemilu. Di sinilah sebagai ajang pembuktian apakah ada praktik kecurangan dalam pelaksanaan pemilu atau tidak.

Di depan hakim yang mulia, pihak yang dirugikan dari hasil pemilu bisa menjelaskan disertai dengan alat bukti yang lengkap agar hakim MK dapat mengambil keputusan terbaik terhadap dugaan kecurangan tersebut. Dalam beberapa kasus yang disidang MK, ada beberapa perintah MK misalnya penghitungan ulang, sampai pemungutan ulang di beberapa daerah dalam pilkada jika bukti bukti kecurangan yang disampaikan pemohon dapat dibuktikan.

Di depan sidang terbuka bukti bukti kecurangan dipaparkan dengan terbuka. Termasuk jika ada penggelembungan suara. Maka data data yang dimiliki calon atau caleg akan dibandingkan dengan data yang dihasilkan KPU yang berjenjang.Tentu dengan menghadirkan saksi KPPS hingga PPK maupun KPU kota/kabupaten untuk menjelaskan data data yang mereka peroleh di setiap TPS yang dipermasalahkan.Karena ada 800 ribuan TPS, tak semua bermasalah.Maka, TPS yang dianggap bermasalah itu yang dibuktikan di depan hakim MK untuk mencari kebenaran dan keadilan.

Dan sangat aneh jika kontestan pemilu tak bersedia membawa hasil pemilu ke MK namun berteriak menang sebelum KPU mengumumkan hasil pemilu.

MK dianggap pintu gerbang terakhir untuk memperoleh keadilan dalam pemilu. Maka, caleg dari parpol yang tidak puas dengan hasil pemilu, silakan gunakan jalur resmi di MK. Jikalau MK sebagai pihak pengadil memutuskan menolak gugatan, maka masih ada pemilu 2024 untuk anda mengikuti lagi dan mempersiapkan diri dengan sebaik baiknya agar bisa menang. MK memang diamanahkan oleh pembuat undang undang No 7 tentang Pemilu untuk sengketa hasil pemilu.

Dan setiap permainan pasti ada akhirnya dan ada pihak yang ditetapkan sebagai pemenang dan pihak yang harus bersabar karena belum menang.***

Robby Patria

Tidak ada komentar: