Kamis, 02 Januari 2014

Peran Strategis Media Menyukseskan Pemilu


"Jika saya harus memilih antara pemerintahan tanpa suratkabar, atau suratkabar tanpa pemerintahan, maka saya tidak akan berpikir panjang untuk memilih yang terakhir." Inilah pernyataan dari Presiden ke-3 AS, Thomas Jefferson (1801-1809) dimaksudkan untuk menegaskan bahwa pers adalah salah satu pilar penting dalam sebuah negara yang berlandaskan demokrasi.

Dari pandangan Jefferson tersebut dapat dipastikan pentingnya peran pers di dalam menjalankan sebuah proses pemerintahan yang demokratis sebagai ajang untuk memakmurkan rakyat. Sejalan dengan fungsi pers sebagai sarana pendidikan publik, sebagai media informasi dan media hiburan, maka pers memiliki pengaruh yang besar dalam menentukan hitam dan putihnya sebuah pristiwa.



Lebih kurang lima bulan ke depan, atau 9 April 2014, Indonesia akan menggelar pesta demokrasi yang jika sukses akan menjadi kebanggaan bersama rakyat Indonesia. Pasalnya, Indonesia sebagai negara demokrasi ketiga tersebesar di dunia setelah India, Amerika, akan melakukan hajatan besar memilih pemimpin pemimpin baru yang akan menentukan masa depan Indonesia lima tahun ke depan. Apakah bergerak ke arah yang lebih maju atau mundur ke belakang, seperti hal yang kita saksikan di Mesir.

Untuk menciptakan negara demokrasi yang ideal, maka harus diimbangi dengan fungsi kontrol yang baik oleh media. Di sinilah peran media sebagai salah satu pilar keempat dalam negara demokrasi setelah yudikatif, eksekutif dan legislatif. Untuk bisa memainkan peran pilar keempat, maka diperlukan pers yang  kuat. Tentu kita ingat sejarah pers di Amerika, dengan skandal Water Gate di mana Washington Post bersama dengan New York Times berhasil membongkar skandal yang memalukan dilakukan partai penguasa. Dua koran tersebut tercatat sebagai koran terbesar di AS ketika itu.

Akhir dari kejadian tersebut, Presiden Nixon pun mengundurkan diri dari jabatan Presiden AS karena sebagian besar rakyat AS sudah tahu bagaimana terjadi penipuan besar yang dilakukan Partai Penguasa untuk memenangkan proses pemilihan presiden berdasarkan berita dua koran ternama tersebut.

Belajar dari pengalaman Pers di Paman Sam yang sedikit lebih maju, dapat kita ambil contoh betapa peran  pers sangat penting. Pers diperlukan untuk kepentingan sosialisasi dan membentuk opini publik. Yang menjadi berbahaya, ketika media menjadi alat untuk menjadi kepentingan jangka pendek kelompok tertentu.

Lantas bagaimana peran pers dalam menyukseskan pesta demokrasi di Indonesa dewasa ini? Sejauh ini kita sudah bisa merasakan betapa peran pers sangat penting. Hampir sebagian besar media nasional membuat kolum khusus pemilu. Misalnya Tv One membuat slogan sebagai tivi pemilu. Dan banyak media nasional dan lokal tidak melupakan moment pemilu kali ini. Hampir setiap hari pemberitaan tentang pemilu disajikan oleh media massa kepada publik. Masyarakat memang perlu diberikan informasi sejauh mana perkembangan tahapan pemilu, baik dari KPU maupun Bawaslu. Bahkan, caleg pun sudah memanfaatkan media untuk ajang sosialisasi kepada masyarakat atau calon pemilih mereka.

Politisi yang sering tampil di media, besar kemungkinan akan terkenal dibandingkan dengan politisi yang alergi dengan media. Bayangkan saja jika sekali tampil di media, maka seorang politisi sudah membentuk opini yang dibaca ribuan orang bahkan jutaan. Apakah itu opini positif maupun opini negatif.

Jika kita melihat kondisi saat ini, maka politisi tersebut berupaya menampilkan sisi yang positif dengan harapan akan diplih rakyat. Hanya saja, untuk iklan politik di media cetak dan media massa, parpol dan caleg hanya boleh masang di media selama 21 hari sebelum masa tenang. Parpol atau caleg yang melanggar ketentuan tersebut, maka akan ditindak lanjuti oleh Dewan Pers untuk media cetak, dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bagi media siaran.

Dengan banjirnya informasi seperti saat ini, baik itu melalui media massa maupun media sosial facebook dan twitter, maka masyarakat pun harus cerdas memilih informasi yang disajikan. Tidak semua informasi yang disajikan media memberikan dampak positif bagi kehidupan berbangsa.

Namun kita harus menaruh harapan besar kepada media massa agar menjadi anjing penjaga (watch dog) yang baik demi menciptakgan proses demokrasi yang berkualitas bukan hanya demokrasi yang prosedural. Produksi berita yang dihasilkan merupakan berita yang memberikan dampak dan manfaat kepada pembaca. Sehingga setiap tahapan pemilu dapat dinikmati oleh masyarakat dan akhirnya publik menjadi cerdas dalam menentukan pilihan politik.

Pers di zaman industri saat ini bukan hanya mencari keuntungan semata, namun juga memiliki peran yang lebih penting yakni bertanggungjawab kepada publik, bukan kepada pemilik modal, itulah yang dikatakan Bill Kovach di dalam bukunya yang banyak menjadi pegangan media di dunia yakni Sembilan Elemen Jurnalisme. (*)












Tidak ada komentar: