Selasa, 06 Maret 2012

Soerya Bawa Tiga Mantan Sekwan Batam


Pelantikan pejabat eselon II di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pemerintahan Pemprov Kepri, Selasa (5/9), ada fonomena yang menarik untuk dicermati. Setelah pasangan suami istri Naharudin-Reni Yusneli yang selalu bertahan dari banyaknya wajah baru, tak kalah menarik masuknnya tiga mantan Sekretaris Dewan (Sekwan) Kota Batam. Apa penyebab bekas tiga Sekwan Batam itu masuk dalam kabinet Sani-Soerya?


Adalah Wakil Gubernur Kepri Muhammad Soerya Respationo yang membawa tiga mantan Sekwan Batam itu masuk dalam jajaran pembantunya di Kepri. Soerya mengakui terang-terangan, memang dia yang mengusulkan nama mantan Sekwan Batam Said Agil, Martin Maramon, dan Guntur Sakti. Hanya saja, Guntur belum dilantik karena masih menunggu posisi Suhajar dilantik secara definitif menjadi Sekretaris Daerah (Sekda) Kepri.


Jika Suhajar sudah dilantik, maka posisi Suhajar di Kapala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) akan diisi oleh Robert Iwan.  Guntur akan menjadi Kepala Dinas Pariwisata menggantikan Robert Iwan. "Pelantikan saya tertunda," ujar Guntur yang hadir dalam pelantikan di Gedung Daerah. Ia sudah menggunakan jas lengkap dan berdasi.

Saat ini dia masih menjadi Kepala Dinas Pariwisata Batam. Nama Guntur sempat menghiasi beberapa media di Kepri karena ia mewacanakan membuka kembali usaha permainan ketangkasan di Batam. Hal inilah yang menyebabkan banyak penolakan dari masyarakat Batam termasuk dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kepri. Secara umum, prestasi Guntur di Dinas Pariwisata Batam tidak menonjol. Kunjungan wisata ke Batam tidak berubah secara siginifikan ketika Ia dipercaya jadi kepala dinas.

Soerya beralasan membawa mantan tiga Sekwan Batam ke Pemprov Kepri karena ketiganya sudah laik untuk tampil di permukaan. Selama di Sekwan, tiga pejabat ini sudah teruji baik dalam kemampuan maupun pendekatan kepada lembaga partai politik.

"Selama di Sekwan mereka bertiga bergaul dengan anggota DPRD dari pelbagai latar belakang. Tentu pengalaman tersebut menyebabkan mereka lebih matang. Sudah saatnya diberikan tugas di mana mereka harus tampil di depan. Selama ini mereka hanya di belakang layar," ujar Soerya, usai menghadiri pelantikan pejabat eselon II. Pendekatan yang dilakukan mantan Sekwan, lanjut, Soerya sebenarnya sangat baik. Mereka sudah teruji.

"Jadi anggapan Sekwan itu posisi buangan salah besar. Di Sekwan mereka banyak belajar tentang kondisi daerah karena sering ikut rapat bersama DPRD. Hal inilah menyebabkan mereka jadi lebih matang," kata mantan Ketua DPRD Batam itu.


Sosok Guntur dan Martin dikenal dekat dengan Soerya. Andaikan Soerya tidak menjadi Wakil Gubernur, bisa jadi, nama Guntur, dan Martin tidak muncul dalam kabinet Sani. Ketika Soerya menjadi Ketua DPRD Batam, karir Guntur yang sebelumnya Kepala Bagian Humas Kota Batam melesat cepat menjadi pejabat eselon II di Batam setelah dia ditarik menjadi Sekwan Batam. Dari Sekwan, Guntur dipercayakan menjadi Kepala Dinas Pariwisata Batam hingga saat ini.

Model karir Guntur tidak berbeda jauh dengan Martin Maramon. Sebelum menjadi Sekwan DPRD Batam, Martin hanya Kabag Protokoler Pemko Batam.


Karir Martin naik tingkat, ketika ia dipindah menjadi Sekretaris DPRD Batam. Martin dikenal sosok yang tak banyak bicara. Ia lebih suka bekerja. Selama meniti karir di Pemko Batam, nama Martin terbilang bersih karena tidak pernah tersangkut kasus.

Martin yang berasal dari daerah timur Indonesia berhasil menggait hati pemimpin Melayu karena dia telah menunjukkan kinerja yang baik. Inilah penyebab dari Wali Kota Batam Ahmad Dahlan hingga Muhammad Sani mau menggunakan tenaganya menjadi pejabat eselon II. Padahal di Pemprov Kepri masih banyak pejabat lebih senior dari Guntur, dan Martin. Dari kemampuan pun tak kalah. Namun mereka tidak mendapat kepercayaan. Pangkat mereka ada yang sudah IV B hingga IV C. Pejabat ini tinggal menunggu masa pensiun dengan jabatan terakhir kepala bidang, dengan status eselon III.

Sedangkan Said Agil sosok pegawai yang tidak asing lagi bagi Soerya. Pada saat Soerya menjadi Wakil Ketua DPRD Batam untuk pertamakali, Sekwan DPRD Batam ketika itu adalah Said Agil. Said Agil juga sudah kenyang pengalaman di pemerintahan. Sebelum menjadi Sekretaris KPU Kepri, Ia sempat menjadi Sekretaris DPRD Kepri. Ketika Andi Anhar mengajaknya berpasangan maju di pemilukada Tanjungpinang, Said Agil diminta menjadi wakil wali kota.

Namun pada saat pemilihan, pasangan ini kalah dari Suryatati-Edward. Said Agil yang mengundurkan diri dari Sekwan DPRD Kepri sempat tak mendapat posisi eselon II. Ia akhirnya dijadikan Sekretaris Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kepri. Tugas Said Agil di KPU Kepri terbilang berat selama melaksanakan pemilukada.

Setelah Sani -Soerya terpilih sebagai pemenang, nama Said Agil kembali dipakai. Ia dipercaya menjadi Asisten Administrasi menggantikan posisi yang ditinggalkan oleh Muhammad Arifin. Said Agil berdampingan dengan pejabat senior seperti Nuraida Mokhsen sebagai Asisten Pemerintahan, dan Amhar Ismail sebagai Asisten Ekonomi dan Pembangunan. Amhar sebelumnya Kepala Dinas Pendapatan Daerah.  Sedangkan Nuraida dari Asisten Ekonomi dan Pembangunan jadi Asisten Pemerintahan.


Dengan, pengalaman yang cukup, Said Agil tidak diragukan. Hanya saja, untuk Guntur dan Martin, banyak pihak masih ragu. Ketua DPRD Kepri Nur Syafriadi mengatakan, dirinya akan memantau kinerja kabinet baru ini. Jika tidak bagus, Gubernur harus melakukan evaluasi.

"Saya juga menilai ada beberapa pejabat yang menjadi pertanyaan kita. Tapi ini kewenangan Gubernur sebagai kepala daerah," kata Nur.

Sedangkan menurut Sani, evaluasi kinerja SKPD yang baru dilantik dilakukan setahun mendatang. "Kita berikan dulu mereka waktu untuk bekerja." Dia menyebutkan, tidak ada program 100 hari seperti yang lazim terjadi. "Yang ada program 360 hari," kata Sani.***

Tidak ada komentar: