Senin, 05 Maret 2012

Peletak Pondasi Kepri


Sebelum 2004, Ismeth Abdullah tidak begitu populer di tengah masyarakat Kabupaten Kepulauan Riau yang sekarang menjelma menjadi Provinsi Kepulauan Riau. Ismeth terkenal hanya di Batam ketika ia menjadi Ketua Otorita Batam.

Adalah Presiden Megawati yang membuat kejutan. Tanpa pernah diduga banyak kalangan, Ia menetapkan suami Aida Nasution itu menjadi carataker Gubernur pertama Provinsi Kepulauan Riau.
Nama Ismeth di luar prediksi kalangan masyarakat bisa duduk di kursi terhormat sebagai orang nomor satu di Kepri. 


Penulis  kanan wawancara mantan Gubernur Kepri Ismeth Abdullah. Tiga dar i kanan Menteri Perindustrian Fahmi Idris diwawancara wartawan Kompas Ferry Santoso, di Batam
Padahal nama-nama yang dijagokan untuk jadi pelaksana tugas Gubernur ada tokoh Badan Perjuangan Pembentukan Provinsi Kepri Huzrin Hood dan Nyat Kadir. Karena sosok Huzrin ketika dianggap tepat menjalankan pemerintahan karena sudah berjuang bersama dengan rakyat Kepri memisakan Kabupaten Bintan menjadi sebuah provinsi yang dicita-citakan masyarakat Kepri. Bahkan pada saat Ismeth mengumpulkan tokoh pejuang Kepri di Goodway, salah satu tokoh pencetus Provinsi Kepri ada yang tidak setuju Ismeth menjadi Plt Gubernur Pertama di Kepri. Mereka mengatakan, biarkan anak Kepri yang menjadi gubernur di Tanah Melayu pertama kali. Karena itu jauh lebih baik dibandingkan orang luar. Ismeth yang hadir dalam kesempatan tersebut hanya mengangguk mendengarkan penjelasan dari tokoh masyarakat Kepri yang datang dari pelbagai daerah di Indonesia.  

Pertanyaan besar, mulai muncul siapa sebenarnya Ismeth Abdullah? Dia dianggap sejumlah kalangan tak banyak memberikan kontribusi terbentuknya provinsi, tiba-tiba dilantik menjadi Plt Gubernur dengan tugas membentuk DPRD Kepri, menjalankan pemerintahan dan tentunya melaksanakan pemiihan kepala daerah pertama di Kepri. Pada saat sudah menjadi gubernur Ismeth tetap baik dengan tokoh yang sempat menolak ia jadi gubernur.

 Ismeth diuji apakah mampu melaksanakan tugas selama satu tahun. Ternyata, tidak perlu waktu yang lama untuk mengemban tugas dari Menteri Dalam Negeri. Mantan pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jakarta ini segera memilih pembantunya dari pelbagai lapisan masyarakat Kepri baik di perantauan dan di Kepri. Hampir setiap kabupaten ada utusan untuk duduk di pemerintahan. Walaupun ada beberapa pejabat di Otorita Batam masuk dalam pemerintahan.

Abdul Malik, ketika itu menjadi Kepala Badan Litbang di Universitas Riau diminta untuk mengurus pendidikan.  Said Jaffar yang dianggap senior dijadikan Sekretaris Daerah Kepri yang pertama. Bahkan, untuk memperkuat kabinetnya, Ia merayu Nuraida Mokhsen untuk duduk di Badan Kepegawaian Daerah Kepri. Karena Nuraida termasuk putra daerah Kepri yang mendapatkan tempat yang bagus di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negera. Ismeth berharap, dengan bantuan Nuraida, administrasi kepegawaian di Kepri bisa ditata dengan baik.

Dari penempatan pembantunya, Ismeth merupakan sosok yang memperhitungkan kemampuan bawahan apakah cocok di tempat tertentu dengan latar belakang pendidikan. Hal inilah dilakukan untuk mempercepat proses pemerintahan guna melaksanakan pemilukada.

Dari struktur pemerintahan, sudah terlihat bahwa Ismeth merupakan sosok yang tidak main main dalam menjalankan amanat. Bahkan Nuraida Mokhsen menyutkan Ismeth sebagai pemimpin yang gila kerja. Dan dibuktikan, Ismeth mampu melaksanakan amanah pemerintah selama jadi Plt dengan membuat DPRD, menjalakan pemerintah dengan baik, dan melaksanakan pemilukada. Dan akhirnya kepercayaan publik bertambah ketika Ia memilih Muhammad Sani menjadi pendampingnya untuk mengikuti pemilukada.

Ismeth relatif mudah menggapai kemenangan karena lawan berat Ismeth ketika itu Huzrin Hood tidak mengikuti pemilukada Kepri yang pertama. Huzrin masih menjalani hukuman penjara saat pemilukada berlangsung. Pasangan Ismeth-Sani yang didukung Golkar menang di pemilukada Kepri. Ismeth memerintah bersama Sani dari 2005-2010. Walaupun akhirnya di 2009, Ia harus meninggalkan posisi sebagai Gubernur karena terjerat masalah hukum dalam kasus pengadaan mobil pemadam kebakaran.

Sebagai wartawan, saya melihat Ismeth sosok yang tenang menghadapi pers. Walaupun pertanyaan yang ditujukkan kepadanya sangat memojokkan. Saya teringat ketika menulis berita kasus Damkar untuk Harian Batam Pos, Ismeth tidak menampakkan kalau ia sedang mengalami masalah besar. Dengan gayanya yang khas, lembut saat menyampa wartawan, Ismeth menjawab pertanyaan wartawan apa adanya. Penuh senyuman yang mampu mengalahkan emosinya yang mungkin bergejolak.

Gayanya yang lemah lembut menghadapi media, senjata yang ampuh melakukan pendekatan ke media. Jarang Ismeth menolak untuk diwawancara sekalipun kasus yang dia hadapi sangat berat.
Pernah, suatu ketika ketika saya harus menulis berita untuk Batam Pos  satu hari empat berita yang semuanya mengutip pendapat mantan petinggi di Bank Bukopin itu. Sontak, Pimpinan Umum Batam Pos Socrates memberikan teguran. “Semua kok berita Ismeth,”kata Socrates ketika protes.

Saya beralasan, isu yang dilontarkan Ismeth tergolong layak berita karena mengandung informasi yang penting bagi publik. Sebagai wartawan, saya harus melaporkan berita tersebut untuk pembaca Batam Pos. Inilah salah satu daya tarik Ismeth ketika diwawancara. Ismeth tahu apa yang diinginkan wartawan. Ia tokoh yang memanfaatkan media sebagai penunjang komunikasi dengan masyarakat. Sosok pemimpin yang memiliki visi jauh ke depan untuk melaksanakan pembangunan.
 Isu yang dia munculkan memberikan pencerahan kepada pembaca. Sehingga apapun yang diucapkan selalu menjadi berita yang layak untuk diterbitkan di media massa.

Kini, setelah Ia tak lagi jadi Gubernur,banyak peninggalan yang untuk masyarakat Kepri yang diwariskan. Ia dipercaya menjadi konsultan perbankan ternama di Malaysia dan sejumlah provinsi di Indonesia. Yang pastinya tak akan dilupakan oleh siapapun rakyat Kepri adalah mendirikan Kampus UMRAH, yang kini sudah menjadi negeri. Membuat pusat pemerintahan di Pulau Dompak, menjadikan Batam, Bintan dan Karimun kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas (FTZ).
Walaupun ia tidak bisa menyelesaikan masa pemerintahan sampai selesai, Ismeth Abdullah telah meninggalkan banyak warisan untuk kemajuan masyarakat Kepri.





Tidak ada komentar: