Pada suatu saat, murid yang tak mendapatkan perhatian
bertanya kepada sang guru. "Mengapa perhatian guru kepada kami tidak
sebanding dengan murid itu?" kata salah satu murid kepada gurunya.
Mendengar pertanyaan tersebut, sang guru langsung mengetes
seluruh muridnya. Ia meminta seluruh murid membawa burung dara dan sebilah
pisau. Mereka diminta memotong burung tersebut di tempat yang sepi sehingga tak
dilihat siapapun termasuk Allah Azza Wajjalla.
Kemudian, seluruh murid bertebaran mencari tempat yang aman.
Ada yang masuk kamar, ke tempat sepi lainnya bersumbunyi momotong burung
tersebut.
Setelah disembeleh, seluruh murid kembali berkumpul di depan
guru. Hanya satu murid saja yang tidak memotong burung. Yakni murid yang
dikasihi guru.
Kemudian ia ditanya mengapa tak memotong burung? Ia pun
menjawab, "Di manapun saya bersembunyi mencari tempat yang tidak bisa
dilihat Allah, saya tidak menemukannya. Oleh karena itu burung ini tidak saya
potong karena Allah selalu melihat apa yang saya dilakukan."
Mendengar jawaban murid kesayangannya, sang guru tersenyum.
Jawaban tersebut menjadi alasan mengapa sang guru memberikan perhatian lebih
dibandingkan dengan murid lain yang membawa burung yang sudah berlumur darah.
Andai mahluk Allah merasa diawasi oleh yang Maha Besar,
ketika mereka menjalankan amanah, maka sebagai insan yang bertakwa, pastilah
takut dengan pengawasan Allah. Karena tidak ada yang bisa lepas dari
pengawasan. Segala tindak tanduk akan berhati-hati karena ada yang mengawasi.
Seorang copet pun yang akan beraksi di bus membatalkan aksinya ketika ada yang
tahu niat jahat si copet. Apalagi yang mengawasi segala perbuatan mahluk adalah
Sang Maha Pencipta Allah SWT.
Yang menjadi masalah, walaupun mereka tahu segala tindak
tanduk mereka di dunia akan diperhitungkan walaupun sebesar biji zarah, tetap
saja mereka melakukan tindakan tidak terpuji. Banyak yang lupa bahwa perbuatan
mencuri uang rakyat merupakan perbuatan yang diharamkan.
Rasullullah sudah mewanti,Laknat Allah bagi penyuap dan yang
menerima suap dalam hukum. (HR Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmidzi).
Dalam Quran Allah berfirman,"Sebahagian kamu memakan
harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan
(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat
memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat)
dosa, padahal kamu mengetahui (QS Al-Baqarah 188).
Dari ayat dan hadits ini sudah jelas bahaya memberi suap
termasuk mencari makan dengan tidak halal. Masih kah kita melakukannya? Semoga
saja kita selalu menjadi mahluk yang merasa diawasi sehingga kita terjadi dari
perbuatan keji dan mungkar. (KP 16/3/2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar