Senin, 16 Juli 2018

Dengan Bismillah Aku Memilih



Hadis Nabi  memerintahkan kepada seluruh kaum muslimin maupun penduduk bumi, kalau berpergian bertiga, maka tunjukklah salah satu di antaranya jadi pemimpin.

 “Jika ada tiga orang bepergian, hendaknya mereka mengangkat salah seorang di antara mereka menjadi pemimpinnya.” (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah).

Hadist itu juga menjadi penting bagi kita untuk serius menentukan pilihan pada 27 Juni. Memilih pemimpin adalah yang terbaik daripada tak memilih. Bahkan menurut Franz Magnis Suseno, "Pemilu bukan memilih pemimpin terbaik, tapi mencegah yang terburuk berkuasa." Tentu lebih khusus mereka yang tidak berkompeten memimpin tidak laik untuk diberikan amanah pemegang kedaulatan rakyat.


Ketika berjalan ke tempat tujuan saja nabi memerintahkan untuk menunjuk pemimpin, apalagi urusan ratusan ribu jiwa di mana pemimpin menentukan hajat hidup orang banyak. Maka, tidak ada pilihan lain, datang ke TPS dan memberikan suara pada 27 Juni adalah pilihan terbaik.

Menurut salah satu khatib Idul Fitri 1438H, Rustam, memilih pada hari H dilakukan dengan hati dan pikiran yang jernih. Ucapkan Bismillah berserah diri kepada Allah atas pilihan kita. Karena tidak ada yang tidak dipertanggungjawabkan di depan Allah. Sebesar debu pun kebaikan maupun dosa akan dihitung begitu juga dengan memilih pemimpin atau memilih wakil wakil rakyat di tahun politik 2019.

Tentu pilihan terbaik adalah pilihan di mana pemimpin yang dianggap mampu melaksanakan tugas sebagai pemimpin yang mampu membawa perubahan lebih cepat untuk pembangunan daerah ini. Pemimpin yang bisa memberikan kesejahteraan kepada rakyat yang dia pimpin.

Tanpa  adanya pemimpin, komunitas akan sekedar suatu kumpulan manusia yang tidak jelas arah dan tujuan hidupnya, sehingga tiada ubahnya semacam sekelompok serigala yang ada dalam daerah tertentu. Dapat saja terjadi suatu komunitas yang seperti digambarkan oleh Thomas Hobbes laksana homo homini lupus, dan bellum omnium contra omnes.

Bagi ummat Islam sifat seorang pemimpin hendaknya seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW yakni fatonah, tabligh, amanah dan sidik. Fatonah bermakna cerdas, mampu memecahkan persoalan dengan tepat, baik dan benar, tabligh berarti jujur, tidak menambah dan mengurangi terhadap misi atau hal-ihwal yang harus disampaikan, amanah berarti baik hati dalam melayani, bersikap jujur dan obyektif,  dan sidik berkata dengan benar, dengan tepat membedakan yang benar dan yang salah.

Sedangkan menurut pandangan masyarakat Yunani kuno pemimpin hendaknya bersifat adil, bijaksana, cerdik dan berani (justice and judgment – Agamemnon, wisdom and counsel – Nestor, shrewdness and cunning – Odysseus, valor and action – Achilles).(lppkb.wordpress.com)

Terlalu banyak dasar dalam Islam yang harus disebutkan menjadi dasar kita harus memilih pemimpin. Dan banyak juga dasar kita tidak boleh memilih pemimpin hanya karena dihargai dengan uang Rp100 ribu  sampai 1 juta rupiah. Jika kita memilih berdasarkan imbalan, maka sama saja kita menghianati hati nurani dan terutama agama kita.

Islam melarang memilih karena sogokan.Hadist nabi menyebutkan,  penyuap dan penerima suap masuk neraka. Jadi, politisi yang memberikan uang agar dipilih sama saja dengan menilai rendah harga diri pemilihnya. Ia akan melupakan selama lima tahun karena dianggap suara pemilih sudah dibeli.

Dan jika mereka yang ingin berkuasa  sudah menilai rendah pemilih dengan dihargai sejumlah rupiah, maka pemilih yang terhormat, juga bisa menilai mereka yang melakukan cara cara kotor seperti itu salah satu penyebab rusaknya demokrasi yang baru bangun bersama. Dan figur seperti ini tidak laik kita titipkan maupun diamanahkan di lembaga apapun di negara ini.

Mahasiswa dan pemuda harus mengorbankan darah dan nyawa untuk menjadikan negeri yang otoriter menjadi salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. Dan itu sudah kita raih selama 20 tahun.

Namun kekecewaan mulai muncul di tengah masyarakat kita. Ratusan politisi baik itu menteri, gubernur, ketua parpol, anggota DPR, anggota DPRD, bupati dan walikota sampai istri kepala daerah tertangkap KPK karena mencuri duit rakyat. Mereka mencuri duit rakyat juga disebabkan besarnya cost politics yang harus mereka keluarkan untuk membiayai merebut kursi panas di daerah masing masing.

Ada juga untuk membiayai keperluan kampanye parpol guna mendulang suara. Dan semua itu terjadi secara terang benderang. Nilai APBN maupun APBD yang untuk pertamakali menembus Rp.2000 triliun, harusnya dapat dengan cepat menumbuhkan kesejahteraan rakyat guna mencapai keadilan yang sudah dicitakan citakan pendiri bangsa ini terkesan hanya mensejahterakan segelintir orang.

Mereka yang dekat dengan kekuasaan merasakan manisnya kue pembangunan.  Sementara mereka yang jauh kekuasaan apalagi yang berada di pelosok desa akan merasakan pahitnya kehidupan di negeri yang kaya raya. Kata Band Koesplus, tongkat kayu pun bisa jadi tanaman, karena saking suburnya. Dan keindahannya pun dianggap secuil surga.

Lord Acton sejak awal telah memperingatkan, bersikaplah arif dan bijaksana dalam bermain kekuasaan, karena kekuasaan itu memberikan peluang untuk bertindak korup. Power tends to corrupt, but absolute power corrupts absolutely. Bila hal ini terjadi maka seorang pemimpin berusaha untuk mempertahankan kepemimpinannya dengan segala cara dan upaya, bahkan dengan semboyan segala cara dihalalkan demi tercapainya tujuan.

Dan persoalan serius yang dihadapi bangsa ini adalah kesenjangan sosial yang sampai sekarang masih tinggi 0,39 indeks gini ratio di Indonesia. Bahkan beberapa tahun sebelumnya menembus 0,41.Jurang yang besar antara kaya dengan miskin. Oxfam menempatkan Indonesia negara kelima tingkat ketimpangan tertinggi di dunia.

Tahun 2018 dan tahun depan adalah tahun politik.Di mana seluruh sendi sendi kehidupan kita akan membicarakan soal politik dari politik pemilihan kepala desa hingga politik memilih presiden. Inilah tahun pertama kalinya di Nusantara kita melaksanakan pemilu serentak pertama memilih DPR dan presiden secara serentak di waktu yang  sama dan jam yang sama dengan penyelenggaraan yang sama pula.

Wapres Jusuf Kalla menyebutkan inilah pemilu yang paling rumit di dunia. Bayangkan akan ada 10, juta petugas KPPS yang melayani pemilih.Petugasnya saja dua kali lebih banyak dari pemilih Singapura yang sudah menjadi negara maju tersebut. Sementara kita masih berjuang berdarah darah apakah bisa melompat menjadi negara maju atau menjadi negara terperangkap status tidak maju juga tidak berkembang. Islandia negara yang cuma penduduknya hanya 332 ribu jiwa bisa menahan imbang Argentina di Piala Dunia dan bermain bagus dengan modal semangat. Kita negara keempat terbesar penduduknya di dunia, lebih dari 252 juta jiwa, jadi juara di Asia Tenggara saja masih terseok seok. Islandia income perkapita sudah mencapai 52 ribu dolar, sementara kita masih 3.975 dolar US.

 Tentu ini menjadi tanda tanya besar bagi rakyat Indonesia mengapa kita belum juga bisa meramaikan Piala Dunia?

Dengan beban tugas pemilu yang banyak, DPR maupun pemerintah malah mengurangi jumlah PPK dan KPU yang sebelumnya lima menjadi tiga orang. Inilah ujian berat petugas pemilu. Terkadang ingin melakukan penghematan, namun mengabaikan esensi kualitas penyelenggaraan pemilu yang sebelum nya sudah baik dengan komposisi lima PPK dan KPU di semua daerah.

Namun KPU tetap yakin, berdasarkan pengalaman mulai dari pemilu 1999 hingga 2014, di zaman Reformasi, KPU dapat melaksanakan pemilu dengan baik. Bahkan mendapatkan pujian dari luar negeri karena berhasil melaksanakan pemilu secara demokratis. Dan itu menjadikan KPU pernah tercatat sebagai lembaga yang dipercaya publik nomor empat setelah KPK oleh salah satu lembaga survei kredibel di tanah air.

Ketika penyelenggara baik KPU, Bawaslu dan DKPP sudah bertugas dengan baik, maka diperlukan politisi yang berhati mulia guna menjalankan tugas dengan baik. Yakni sesuai dengan semangat menciptakan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.

Tentu kita rindu dengan politisi mulia seperti Muhammad Hatta, Sukarno, Agus Salim, Ki Hajar Dewantora, yang mampu menyatukan sejumlah pemikiran guna mendirikan Indonesia. Mereka hidup sederhana tidak bergelimang harta seperti politika era sekarang. Para pendiri bangsa ini dihargai rakyatnya karena mereka punya keinginan besar membawa rakyat Indonesia menuju gerbang kemerdekaan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Inilah janji pemimpin kita sehingga seluruh kerajaan di Nusantara bersatu padu mendukung tujuan besar tersebut.

Jauh di era Romawi Kuno, 519 SM, politisi ketika itu Cincinnatus,  percaya bahwa pemerintahan terbaik berada di tangan rakyat. Dalam hal ini ia mempercayai Senat sebagai perwujudan pemerintah yang demokratis. Senat memberinya tugas menyelamatkan Roma. Telah ia lakukan hal itu. Oleh karenanya, langkah selanjutnya adalah mengembalikan kekuasaan pada yang memberi.

Ia kembali menjadi petani di desa dan tidak tertarik untuk menjadi penguasa. Walaupun di beberapa kesempatan, Ia menjadi pemimpin yang agak otoriter di bidang administrasi guna memberikan layanan terbaik kepada rakyat.


Semangat Idul Fitri


Setelah sebulan kita ditempa dengan tidak mengikuti hawa nafsu, melatih kejujuran, maka diharapkan kita keluar menjadi pribadi yang bertaqwa. Ketika kita sudah bertaqwa maka nilai nilai kehidupan terbaik akan terpancar untuk kehidupan sosial di bumi Allah.

Nilai kasih sayang yang seharusnya dimiliki setiap insan menjadi daya tumpu agar tahun politik Indonesia bisa berlalu tanpa ada awan panas.

Nilai kasih sayang seharusnya disebarkan sebanyak banyaknya di tahun politik. Karena dengan nilai nilai kasih sayang cinta damai, maka tidak ada lagi namanya berita hoax, tidak ada lagi yang namanya fitnah, dan tidak ada lagi namanya ujaran kebencian yang dilakukan untuk menjatuhkan seseorang atau pun figur lainnya. Kita semua bersaudara. Setetes darah yang menetes di bumi dari mahluk Allah diharamkan oleh Islam. Bahkan membunuh satu manusia dengan sengaja, sama dengan membunuh seluruh manusia di muka bumi. Itulah nilai nilai Islam yang menekankan kedamaian di dunia.

Biarkanlah proses politik perebutan kekuasaan berlangsung dengan kompetitif tanpa harus ada yang terluka terlalu jauh.Tentu ada yang menang dan yang kalah.Tapi yang kalah tidak lantas marah dan mencari salah yang menang. Dan yang menang tidak jumawa.

Kalah menang dan pertandingan sama sama berjabat tangan untuk mengisi pembangunan bangsa dan daerah ini.Jika konflik sesama elit terus berlangsung, maka rakyat yang menjadi penonton juga akan bosan dengan tingkah laku pemimpin yang seharusnya memberikan contoh tauladan yang baik seperti yang diajarkan Nabi Muhammad.

Walaupun giginya patah dilempar batu oleh musuhnya, namun Muhammad SAW, tak sedikit pun ingin membalas tindakan tersebut. Walaupun beliau mampu untuk membalasnya. Apalagi malaikat sudah menyatakan kesediaannya untuk membalas kejahatan kepada utusan Allah itu. Termasuk membalikkan gunung untuk menimpa penduduk setempat karena sudah menyakiti kekasih Allah itu.

Pilkada 27 Juni harusnya mampu menyerap sekangat Ramadhan dan Idul Fitri. Suasa Idul Fitri menjadi semangat untuk Indonesia yang sedang menghadapi 171 pilkada dan pemilu 2019.

Pesan Nabi ini patut untuk kita renungkan Abu Ja’la (Ma’qil) bin Jasar r.a berkata: saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda: tiada seorang yang diamanati oleh Allah memimpin rakyat kemudian ketika ia mati ia masih menipu rakyatnya, melainkan pasti allah mengharamkan baginya surga. (HR.Bukhari- Muslim).***

Tidak ada komentar: