Senin, 16 Juli 2018

Kejutan Politik



Tahun 2018 dan 2019 dianggap tahun keramat bagi demokrasi Indonesia.Tentu kejutan kejutan politik yang dirasakan mulai dari Piala Dunia hingga pilkada dan presiden akan menambah maknet demokrasi Indonesia menuju lebih baik.
Kejutan politik dimulai ketika Mahathir jadi perdana menteri Malaysia maupun pemimpin dunia yang tertua setelah menumbangkan koalisi besar Najib berkuasa selama 62 tahun sejak negara itu merdeka.


Pun juga terjadi di negara demokrasi di Turki.Erdogan terpilih menjadi Presiden Turki yang berhasil mengubah dari parlementer menjadi presidensial. Akibatnya Erdogan akan menjadi presiden terlama di Turki jauh meninggalkan Kemal Artartuk, tokoh demokrasi Turki yang berhasil menjadikan negara khilafah jadi negara demokrasi modern.

Sama di Rusia, Presiden Putin kembali terpilih untuk periode keempat berkuasa hingga enam tahun ke depan. Demikian pula Presiden China Xi Jinping, Ia akan menjadi presiden seumur hidup di negara China.Padahal pembatasan masa jabatan presiden Cina hanya 2 periode diperkenalkan pemimpin Cina Deng Xiaoping pada tahun 1982. Deng bermaksud mencegah terulang kembali penguasa seumur hidup di masa Mao Zedong yang diwarnai dengan berbagai kerusuhan selama beberapa dekade.
Kembali ke politik Indonesia, sikap ulama Tuan Guru Bajang mendukung Jokowi dianggap aneh dan dibully penantang Jokowi.Bahkan ada yang mengatakan, masalah iman. Padahal siapa yang meragukan iman Tuan Guru Bajang yang hapal Qur'an 30 juz. Apakah sekarang zamannya jika salah dukungan maka bisa memutuskan silaturahim dan menjustifikasi orang lain lebih buruk.

Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof Jimly Asshiddiqie ketika menyatakan presiden harus dua periode untuk menjaga keberlangsungan pembangunan saat ini dianggap berlebihan.Sehingga tuduhan kritik atas Jimly saat itu tak terbendung baik dari dalam dan eksternal ICMI.
Bahkan dua hari ini, isu Jakarta mulai menghangat Prabowo akan disandingkan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dan Partai Gerindera mulai menyatakan pasangan ini terbaik dari sisi nasionalis dan relegius.Pasangan yang dinantikan zaman sekarang.

Kalau jadi pasangan itu dideklarasikan jelang pendaftaran Presiden September nanti, maka akan dua pasangan yang bertarung yakni Jokowi yang belum memiliki pasangan dengan Prabowo.
Tentu yang dinantikan publik adalah kejutan politik seperti apa yang terjadi di Jakarta.Siapa yang akan dipilih Jokowi.Apakah Ia akan meniru pola SBY ketika memilih Boediono sebagai wapres dengan alasan tidak ingin menyakiti parpol pendukung atau memilih dari ketua partai yang ada saat ini.

Hemat penulis, Jokowi akan mempersiapkan wapresnya menjadi pemimpin Indonesia masa depan sehingga Ia akan sangat hati hati menentukan pilihan.Dan tentunya Jusuf Kalla juga akan memainkan peran penting.Apalagi JK sudah memberikan statement di media akan mendukung pilihan Jokowi.
Hasil pilkada serentak 2018 juga meyakinkan Jawa dipegang Gubernur yang akan mendukung pencalonan Jokowi yakni Gubernur Jatim, Jateng dan Ridwan Kamil dari Jabar walaupun masih malu malu.

Kejutan di Kepri

Selesai pilkada Tanjungpinang, maka partai politik di Kepri mulai mempersiapkan pertempuran selanjutnya menguasai kursi legislatif.PDIP tentu akan berpikir serius dikarenakan beberapa calon kepala daerah yang diusung mengalami kekalahan.Misalnya di pilkada gubernur 2015, walikota Batam, kota Tanjungpinang, Lingga hingga di Bintan, Natuna.

Partai penguasa itu berusaha meraih kembali kursi terbanyak di parlemen.Tentu persiapan pencalonan kader PDIP tahun 2020 dipersiapkan sepenuh hati.Mengingat Gubernur Nurdin Basirun sebagai Ketua Nasdem Kepri akan mempersiapkan pencalonan dirinya kembali untuk periode kedua.Sementara Wakil Gubernur Isdianto juga tidak tinggal diam. Artinya tahun 2019, bisa jadi akan banyak dana bansos dipergunakan untuk mendukung kegiatan dua petinggi Kepri itu.

Tentunya Isdianto sebagai kader PDIP akan dipertimbangkan menjadi wakil gubernur Soerya Sedangkan posisi Ansar Ahmad yang  sekarang mencalonkan diri menuju Senayan bisa jadi akan dipasangkan dengan Nurdin Basirun. Itupun kalau Ansar Ahmad bersedia menjadi nomor dua.Atau Ketua Golkar itu membuat poros baru.
Kejutan kejutan 2020 akan dilihat nyata ketika hasil pemilu mulai nampak. Tentu partai yang diprediksi menjadi empat besar lembaga survei sepeti PDIP, Golkar, Gerindera, dan Demokrat akan mewarnai di Kepri.Karena kader kader partai itu saat ini berkuasa di wilayah masing masing.Terkecuali Nasdem di Batam yang dipimpin oleh Rudi.

Politik ibarat main catur.Salah langkah maka akan menyebabkan kekalahan. Begitu pula pemain bola.Bahkab dikatakan, sepak bola merupakan permainan kesalahan.Karena semakin banyak salah, maka kekalahan yang akan diterima.
Juga dalam politik.Salah menentukan paket presiden dan paket gubernur, maka siap siap untuk kalah.Tentunya paket paket tersebut tidak lepas dari campur tangan Tuhan Yang maha Kuasa yang selalu menggerakkan hati makhluknya. Dewi Fortuna berpihak ke mana itulah yang jadi misteri.
Kasus Pilkada DKI menjadi pembelajaran untuk pelaku politik. Dan kekalahan Argentina, Brazil maupun Jerman dari tim kecil yang tidak pernah diperhitungkan adalah kenyataan bukan hoaks.
Akankah Perancis bertemu Inggris di babak final Piala Dunia 2018 seperti prediksi banyak orang juga masih tanda tanya.Hanya kerja keras,kepintaran pelatih, kekuatan tim dan kemampuan individu pemain yang akan menentukan.Selain itu tentunya keberuntungan.

Begitu juga dengan politik Indonesia terkini.Apakah Jokowi akan bertanding kembali dengan Prabowo juga belum ada yang bisa memastikan. Kita akan menanti mereka mendaftar ke KPU di September 2018 baru itu pasti.Siapapun yang dipilih menjadi wakil kedua tokoh bangsa itu,maka itulah kejutan kejutan politik. Anies yang belum genap tiga tahun menjadi gubernur akan berpikir panjang menerima pinangan Prabowo.Tapi jika.dia menjadi wakil Prabowo, itulah kejutan yang paling mengejutkan.***

Tidak ada komentar: