Selasa, 14 Juli 2015

Kepri Memilih

Dengan ditetapkannya Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) NO 2 Tahun 2015 tentang Tahapan Pilkada, maka tahapan pemilu kepala daerah serentak di Indonesia sudah berlangsung. Bahkan dentuman tanda dimulainya pilkada ketika Menteri Dalam Negeri Indonesia menyerahkan data kependudukan kepada Ketua KPU RI pada 17 April 2015 di Jakarta.


Dengan simbol penyerahan data kependudukan tersebut, maka 269 daerah di Indonesia mulai melaksanakan tahapan. Artinya, 17 April 2015 seluruh KPU di daerah yang akan melaksanakan pilkada sudah melangkah untuk menyukseskan pemilihan kepala daerah yang puncaknya 9 Desember 2015.

Oleh karena sudah dimulainya tahapan, maka jajaran KPUD bersama dengan pemerintah daerah telah bahu membahu menyukseskan pergantian kepemimpinan daerah. Dan yang tak kalah penting adalah, pemilik hak suara mulai sekarang mulai mempelajari jejak rekam calon kepala daerah yang sudah ramai dibicarakan mengikuti pilkada.

Di Kepri nanti akan digelar pemilihan bupati dan walikota di enam daerah ditambah pemilihan gubernur. Dari mereka ada yang sedang berkuasa. Dan ada juga pendatang baru yang akan mencari dukungan untuk merebut kekuasaan.

Artinya, pilkada serentak 2015 ini jauh lebih ramai dibandingkan dengan pikada serentak 2010 lalu yang hanya diikuti Lingga, Bintan dan Anambas. Tahun ini minus Tanjungpinang, seluruh tingkat dua di Kepri melaksanakan pilkada yang tentunya menambah gegapgempita pilkada serentak di Kepri.

Calon kepala daerah di masing-masing daerah tentunya akan fokus mencari simpati dari masyarakat dengan pelbagai cara. Yang dilarang oleh pembuat undang-undang pilkada adalah, membayar pemilih dengan menggunakan uang atau money politic.  

Hasil kesepakatan dengan Komisi II DPR RI  bahwa, antara KPU dan DPR RI menyetujui diperbolehkan memberikan souvenir kepada masyarakat dalam bentuk barang yang nilainya tidak boleh lebih dari Rp50 ribu. Artinya tidak diperbolehkan memberikan uang tuna kepada pemilih. Karena yang diperbolehkan hanya dalam bentuk barang yang nilainya tidak lebih Rp 50 ribu.


Belajar dari Sejarah


Jika kita melihat kepada pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 2008, kemenangan Obama atas John McCain salah satunya disebabkan karena program yang ditawarkan Obama kepada pemilih Amerika misalnya program jaminan kesehatan nasional dan pemotongan pajak bagi kalangan menengah di AS. Dua program ini ketika Obama berhasil menjadi presiden AS langsung dilaksanakan Obama. Walaupun mendapatkan protes keras dari lawan politiknya di gedung DPR, asuransi kesehatan disahkan menjadi undang-undang.

Daya tarik program Obama bagi publik Amerika pada saat itu karena mereka melihat janji politik Obama akan mengubah gaya kehidupan masyarakat AS karena kesehatan mereka dijamin oleh negara.

Tentu alangkah baiknya, pemilihan kepala daerah di Kepri pada 9 Desember mendatang publik mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang mudah? Kemana daerah ini akan dibawa. Tentu calon kepala daerah sudah memiliki visi dan misi ke mana akan membawa Kepri berlayar.

Penentuan pilihan berdasarkan rasionalitas akan berpedoman kepada menilai janji-janji politik calon kepala daerah. Kepri merupakan berada terdepan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harusnya lebih bedelau dari provinsi lainnya.

Oleh karena itu, diperlukan pemimpin yang mampu membawa tanah Melayu ini melalui visi dan misi yang bisa diukur seperti program-program tepat sasaran sesuai dengan keperluan masyarakat. Keperluan mendesak seperti mengatasi krisis listrik, infrastruktur jalan, sekolah, fasilitas kesehatan yang memadai, peningkatan perekonomian, pembukaan lapangan kerja, adalah program nyata yang bisa dibuat dan terukur pembangunannya.

Publik juga tak perlu kata-kata indah dari visi dan misi calon kepala daerah namun realitasnya sulit untuk diwujudkan.  Akhirnya, selama masa tujuh bulan ke depan, diskusi politik di Tanjungpinang dan daerah lainnya di Kepri sebaiknya mendiskusikan ke mana daerah ini akan dibawa. Dan siapa yang kira-kira mampu membawa ke arah daerah yang sejahtera?

Tentu kita banyak belajar dengan Kalifah Umar bin Abdul Aziz di zaman dinasti Bani Ummayyah yang memerintah dalam waktu singkat tak sampai tiga tahun, namun berhasil mengubah rakyatnya menjadi makmur. Di awal pemerintahannya digambarkan, banyak rakyatnya harus diberikan zakat. Namun setelah dua tahun pemerintahannya ketika usia Umar dari 37 tahun hingga menuju angka 39 tahun, selama dua tahun ia melakukan reformasi total dimulai dari dirinya sendiri hingga mengakar sampai ke rakyat. Keluarga Umar harus rela hidup zuhud dan sederhana. Sehingga menjadi contoh bagi rakyatnya.

Di usia 39 tahun, selama dua tahun memerintah, orang-orang Khalifah sulit mencari fakir miskin di Afrika yang mau menerima zakat karena mereka sudah berubah status tak lagi penerima zakat. Negara pada saat itu kelebihan uang sehingga pemuda yang akan nikah muda digratiskan. Reformasi total ala Umar membawa perubahan besar hanya perlu waktu dua tahun lebih guna membentuk negara yang adil dan rakyat yang makmur.

Di dalam sistem negara demokrasi seperti Indonesia, maka pemilu kepala daerah adalah sarana untuk memilih pemimpin. Sudah saatnya publik harus cerdas dalam menentukan pilihan kepada siapa yang dianggap mampu membawa Kepri menuju kejayaan. Dan itu ditentukan oleh pemilih di Kepri Insha Allah pada 9 Desember 2015.***


Tidak ada komentar: