Jumat, 10 Juli 2020

Etika dan Kontrol Media

Saya lebih suka dengan The Guardian dan Daily Mail. Dua media ini dengan tegas mengkritik dan meminta penasehat utama Perdana Menteri Inggris bernama Cummings untuk mundur sebagai pertanggungjawaban moral dia kepada rakyat Inggris yang sudah lama diam di rumah. Namun dia elit Inggris malah melanggar aturan lokdon dengan pelbagai alasan.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberikan perlindungan kepada Cummings karena sebagai sosok penting berhasilnya PM Inggris itu berkuasa di Inggris selama masa Brexit.
Media pendukung PM seperti The Times dan The Telegraph memahami sikap Johnson yang membela Cummings karena dianggap sebagai ayah yang melindungi anaknya. Dua media ini menganggap, langka Cummings sudah sesuai keadaan dan berintegritas. Sehingga wajar PM membela maksimal Cummings yang sama sama alumni Oxford. Sama dengan Johnson.

Sementara media berpengaruh lainnya seperti The Sun tak menjadikan kasus Cummings sebagai hal penting. Sehingga mereka tetap memberikan ruang di halaman depan media mereka tetapi second news. The Sun memilih rencana anak-anak kembali ke sekolah pada Juni mendatang. Padahal Inggris banyak yang menjadi korban Covid19  259 ribu positif dan 35 ribu lebih mati.
Sama dengan Financial Times lebih melaporkan soal bantuan keuangan negara kepada perusahaan di Inggris. Dan mereka mengutif pembelaan Johnson terhadap orang yang berjasa terhadap dirinya sampai di kursi puncak pemerintahan Inggris.

Tiga sikap kebijakan redaksi media Inggris ini menarik untuk dilihat. Bagaimana media kritis mengawal kebijakan pemerintah. Dan ada juga yang mencari muka kepada penguasa melalui pemberitaan yang mendukung kebijakan penguasa. 
Dan ada juga media yang tidak menjadikan isu pelanggaran berdiam di rumah sebagai yang utama. 
Inilah kritisnya The Guardian dengan menerbitkan statement dari Pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer, mengatakan keputusan Johnson untuk tidak mengambil tindakan terhadap Cummings adalah "penghinaan terhadap pengorbanan yang dilakukan oleh rakyat Inggris".
Lalu, menteri pertama Skotlandia Nicola Sturgeon, yang menerima pengunduran diri kepala petugas medis negara itu, Catherine Calderwood, setelah dia mengunjungi rumah kedua saat dikunci , mengatakan Johnson harus mengikuti contoh ini.

Artinya memecat Cummings walaupun dia berjasa terhadap Johnson. Tapi sikap Cummings keluar rumah dianggap contoh buruk dan tidak adil bagi publik Inggris lainnya.
Di Indonesia pun media terbelah belah. Ada yang kritis serius, ada yang sedang sedang memberikan kritik kepada pemerintah. Dan ada juga yang membela kebijakan pemerintah. Itulah sikap independen redaksi.

Tidak ada komentar: