Sebelum 2004, Ismeth Abdullah tidak begitu populer di tengah
masyarakat Kabupaten Kepulauan Riau yang sekarang menjelma menjadi Provinsi Kepulauan
Riau. Ismeth terkenal hanya di Batam ketika ia menjadi Ketua Otorita Batam.
Adalah Presiden Megawati yang membuat kejutan. Tanpa pernah
diduga banyak kalangan, Ia menetapkan suami Aida Nasution itu menjadi carataker
Gubernur pertama Provinsi Kepulauan Riau.
Nama Ismeth di luar prediksi kalangan masyarakat bisa duduk
di kursi terhormat sebagai orang nomor satu di Kepri.
Penulis kanan wawancara mantan Gubernur Kepri Ismeth Abdullah. Tiga dar i kanan Menteri Perindustrian Fahmi Idris diwawancara wartawan Kompas Ferry Santoso, di Batam |
Pertanyaan besar, mulai muncul siapa sebenarnya Ismeth
Abdullah? Dia dianggap sejumlah kalangan tak banyak memberikan kontribusi
terbentuknya provinsi, tiba-tiba dilantik menjadi Plt Gubernur dengan tugas
membentuk DPRD Kepri, menjalankan pemerintahan dan tentunya melaksanakan
pemiihan kepala daerah pertama di Kepri. Pada saat sudah menjadi gubernur Ismeth
tetap baik dengan tokoh yang sempat menolak ia jadi gubernur.
Ismeth diuji apakah
mampu melaksanakan tugas selama satu tahun. Ternyata, tidak perlu waktu yang
lama untuk mengemban tugas dari Menteri Dalam Negeri. Mantan pengurus Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) Jakarta ini segera memilih pembantunya dari pelbagai
lapisan masyarakat Kepri baik di perantauan dan di Kepri. Hampir setiap
kabupaten ada utusan untuk duduk di pemerintahan. Walaupun ada beberapa pejabat
di Otorita Batam masuk dalam pemerintahan.
Abdul Malik, ketika itu menjadi Kepala Badan Litbang di
Universitas Riau diminta untuk mengurus pendidikan. Said Jaffar yang dianggap senior dijadikan
Sekretaris Daerah Kepri yang pertama. Bahkan, untuk memperkuat kabinetnya, Ia
merayu Nuraida Mokhsen untuk duduk di Badan Kepegawaian Daerah Kepri. Karena
Nuraida termasuk putra daerah Kepri yang mendapatkan tempat yang bagus di
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negera. Ismeth berharap, dengan bantuan
Nuraida, administrasi kepegawaian di Kepri bisa ditata dengan baik.
Dari penempatan pembantunya, Ismeth merupakan sosok yang
memperhitungkan kemampuan bawahan apakah cocok di tempat tertentu dengan latar
belakang pendidikan. Hal inilah dilakukan untuk mempercepat proses pemerintahan
guna melaksanakan pemilukada.
Dari struktur pemerintahan, sudah terlihat bahwa Ismeth
merupakan sosok yang tidak main main dalam menjalankan amanat. Bahkan Nuraida
Mokhsen menyutkan Ismeth sebagai pemimpin yang gila kerja. Dan dibuktikan,
Ismeth mampu melaksanakan amanah pemerintah selama jadi Plt dengan membuat
DPRD, menjalakan pemerintah dengan baik, dan melaksanakan pemilukada. Dan
akhirnya kepercayaan publik bertambah ketika Ia memilih Muhammad Sani menjadi
pendampingnya untuk mengikuti pemilukada.
Ismeth relatif mudah menggapai kemenangan karena lawan berat
Ismeth ketika itu Huzrin Hood tidak mengikuti pemilukada Kepri yang pertama.
Huzrin masih menjalani hukuman penjara saat pemilukada berlangsung. Pasangan
Ismeth-Sani yang didukung Golkar menang di pemilukada Kepri. Ismeth memerintah
bersama Sani dari 2005-2010. Walaupun akhirnya di 2009, Ia harus meninggalkan
posisi sebagai Gubernur karena terjerat masalah hukum dalam kasus pengadaan
mobil pemadam kebakaran.
Sebagai wartawan, saya melihat Ismeth sosok yang tenang
menghadapi pers. Walaupun pertanyaan yang ditujukkan kepadanya sangat
memojokkan. Saya teringat ketika menulis berita kasus Damkar untuk Harian Batam
Pos, Ismeth tidak menampakkan kalau ia sedang mengalami masalah besar. Dengan
gayanya yang khas, lembut saat menyampa wartawan, Ismeth menjawab pertanyaan
wartawan apa adanya. Penuh senyuman yang mampu mengalahkan emosinya yang
mungkin bergejolak.
Gayanya yang lemah lembut menghadapi media, senjata yang
ampuh melakukan pendekatan ke media. Jarang Ismeth menolak untuk diwawancara
sekalipun kasus yang dia hadapi sangat berat.
Pernah, suatu ketika ketika saya harus menulis berita untuk
Batam Pos satu hari empat berita yang semuanya
mengutip pendapat mantan petinggi di Bank Bukopin itu. Sontak, Pimpinan Umum
Batam Pos Socrates memberikan teguran. “Semua kok berita Ismeth,”kata Socrates
ketika protes.
Saya beralasan, isu yang dilontarkan Ismeth tergolong layak
berita karena mengandung informasi yang penting bagi publik. Sebagai wartawan,
saya harus melaporkan berita tersebut untuk pembaca Batam Pos. Inilah salah
satu daya tarik Ismeth ketika diwawancara. Ismeth tahu apa yang diinginkan
wartawan. Ia tokoh yang memanfaatkan media sebagai penunjang komunikasi dengan
masyarakat. Sosok pemimpin yang memiliki visi jauh ke depan untuk melaksanakan
pembangunan.
Isu yang dia munculkan
memberikan pencerahan kepada pembaca. Sehingga apapun yang diucapkan selalu
menjadi berita yang layak untuk diterbitkan di media massa.
Kini, setelah Ia tak lagi jadi Gubernur,banyak peninggalan
yang untuk masyarakat Kepri yang diwariskan. Ia dipercaya menjadi konsultan
perbankan ternama di Malaysia dan sejumlah provinsi di Indonesia. Yang pastinya
tak akan dilupakan oleh siapapun rakyat Kepri adalah mendirikan Kampus UMRAH,
yang kini sudah menjadi negeri. Membuat pusat pemerintahan di Pulau Dompak,
menjadikan Batam, Bintan dan Karimun kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan
bebas (FTZ).
Walaupun ia tidak bisa menyelesaikan masa pemerintahan sampai
selesai, Ismeth Abdullah telah meninggalkan banyak warisan untuk kemajuan masyarakat
Kepri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar