Selasa, 06 Maret 2012

Menanti Calon Independen


Rivai Hamta, menunjukkan stiker mendukung calon independen di pemilukada Tanjungpinang pada November 2012

Hadirnya calon independen dalam pemilihan kepala daerah adalah praktik demokrasi modern. Sudah saatnya pemilukada di Tanjungpinang yang tahapannya dilaksanakan mulai 2012 diramaikan calon independen.

Riak-riak akan munculnya calon independen di Tanjungpinang sudah dipelopori oleh beberapa figur yang tidak asing lagi di negeri "Gurindam." Mereka sudah menyebarkan stiker ukuran mini yang ditempelkan di kendaraan mobil, sepeda motor maupun di kedai kopi tempat warga Tanjungpinang berkumpul.


Di pelbagai negara, calon independen sudah diberikan laluan untuk mengikuti pemilihan kepala negara. Misalnya di Amerika Serikat, calon independen nyaris tak pernah absen, kendati tak pernah menang kecuali George Washington dan John Tyler.

Di Rusia calon independen bisa menang. Adalah Dmitry Medvedev yang membuktikan bahwa calon independen tak bisa dipandang sebelah mata. Cerita sukses dari duni biru itu menjadi inspirasi di banyak negara, termasuk Indonesia.

Jika kita persempit di Indonesia, jumlah calon independen memenangkan pemilihan kepala daerah terus bertambah. Setelah Irwandi Yusuf sukses merebut kursi Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam, keberhasilan serupa disusul calon perorangan di Rote Ndou, Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, dan Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Kemenangkan O.K. Arya Zulkarnain didorong oleh ketokohannya memperjuangkan pemekaran Kabupaten Batubara dari Kabupaten Asahan. Pasangan ini mengalahkan calon dari partai politik yang berjumlah tujuh pasang.

Calon independen lain yang memenangkan pemilihan kepala daerah yaitu pasangan Aceng Fikri-pemain sinetron Raden Dicky Chandra sebagai Bupati dan Wakil Bupati Garut, Jawa Barat. Mereka mengalahkan pasangan Rudi Gunawan dan Oim Abdurohim yang diusung Partai Golkar dan PDI Perjuangan yang tak lain dari parpol "gajah".

Jadi, sejak calon independen diizinkan MK pada 23 Juli 2007 dan kemudian ada revisi UU pada 2008, sudah 1 gubernur dan 25 bupati berhasil menang melalui jalur independen.
 Memang kita akui, dari banyaknya pemilukada, calon independen memang banyak menderita kekalahan dibandingkan dengan calon yang sukses. Di Amerika calon independen hanya menjadi hiasan demokrasi karena partai pun memiliki mekanisme yang baik untuk pencalonan.

Calon independen menjadi alternatif pemilih ketika calon yang diusung parpol tidak lagi menarik. Untuk itu, waktu satu tahun cukup untuk mempersiapkan calon independen mengikuti pemilukada Tanjungpinang.

Masalah dukungan KTP tidaklah sulit dikumpukan jika tim independen serius untuk bergerak di lapangan  menemui pemilih. Apalagi jumlah pemilih di Tanjungpinang yang terbilang kecil memberikan peluang bagi calon independen mengikuti pesta demokraksi modern.(***)

Tidak ada komentar: