Selasa, 07 Oktober 2008
Lebaran Bersama Kekasih
Lebaran di kampung halaman jauh lebih nyaman ketimbang di kota orang.
Selain suasana yang berbeda di kota, dan jauh dari orangtua, makanan
bingke khas Tambelan tak saya jumpai saat Lebaran di Tanjungpinang.
Saat Matahari terbenam di ufuk barat sebagai tanda Ramadan meninggalkan
penghuni bumi, suara kemenanganpun bergema di seantero jagad mengumandangkan asma Allah Aza Wazalla. Saat itu pula, saya bersama isteri saling berpandangan.
Ya, Lebaran kali ini memang lain dari suasan biasanya.Karena saya ditemani
sang isteri tercinta. Bersamanya hari kemenangan dirayakan di Tanjungpinang. Tepatnya di kediaman kami di Perumahan Taman Harapan Indah.Untuk persiapan Lebaran, kami pun pergi ke supermarket untuk membeli kebutuhan Lebaran mulai dari kue sampai lansi.
Setidaknya ada 13 macam kue yang disiapkan saat Lebaran, mejapun terlihat
penuh berisi dengan kue. Sebagian kue diimpor dari Tambelan. Walaupun tak Lebaran di sana, saya dan isteri bisa menikmati kue khas yang ada di Tambelan. Dan kue tersebut
uniknya tak mudah dijumpai di Tanjungpinang.
Lebaran kali ini, moment pertama saya bersama isteri. Dan itulah sejarah
kehidupan yang takkan pernah lupa. Belanja bersama, membeli barang kebutuhan hari raye memang menjadi kepuasan tersendiri. Aku dan dia ke pasar membeli ketupat, dan bumbu-bumbu untuk membuat kari ikan tongkol.
Walaupun masih belajar, akhirnya proses memasak kari dan ketupat berhasil.
Makan pada pagi hari Idul Fitri bersama sang isteri dengan kari
masakannya menjadi indah. Sehabis makan, kamipun berangkat ke masjid untuk
salat id.
Suasana Lebaran pun kami rasakan saat bersilaturahmi ke keluarga sampai
semalam suntuk. di Hari kedua, baru kami merayakan ke rumah teman-teman
wartawan yang ada di Tanjungpinang. Uniknya, teman-teman saya di Tanjungpinang enggan ke tempat pejabat. Padahal, pejabat itu mereka beritakan setiap saat. Mungkin, teman-teman tetap menjaga jarak dengan nara sumber. Sehingga Lebaran, kami tak mesti mengunjungi mereka.
Suasana di hari kedua juga tak begitu berbeda dengan hari pertama.
Kemeriahan tetap menghiasi raut wajah dari teman-teman jurnalis di
Tanjungpinang. Mungkin mereka semua berpuasa. Dan amal mereka diterimaNya.
Sehingga menampakkan wajah-wajah gembira saat Lebaran tiba.
Karena ada dua kebahagian yang diperoleh orang berpuasa, yakni saat
berbuka saat berpuasa. Dan saat Lebaran tiba. Makanan di Lebaran memang harus waspada. Kalau tidak, perut akan mengalami masalah. Ha ha ha, Lebaran memang penuh makna. Untuk saling memaafkan. Tetapi alangkah lebih baik kita saling memaafkan di setiap saat. robby patria
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar